Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disiplin Diri, Kunci Meraih Kesuksesan Akademik Mahasiswa di Era Digital

10 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 10 Oktober 2024   06:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain produktivitas, disiplin diri berperan dalam ketepatan waktu. Menurut Stephen R. Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People (1989), orang yang disiplin cenderung mampu mengatur waktu dengan baik dan menghindari penundaan, sehingga dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal ini sangat penting dalam konteks akademik, karena penyelesaian tugas tepat waktu berhubungan langsung dengan prestasi dan keberhasilan dalam studi.

Disiplin diri memberikan perasaan pencapaian. Charles Duhigg dalam The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business (2012) menjelaskan bahwa rutinitas yang didukung oleh disiplin diri membantu seseorang membangun kebiasaan positif, yang pada akhirnya memberikan perasaan pencapaian dan kepuasan diri. Bagi mahasiswa, menyelesaikan tugas dengan disiplin memberikan rasa puas yang memotivasi mereka untuk terus melangkah dan mencapai lebih banyak tujuan dalam akademik.

Strategi Mengembangkan Disiplin Diri

Pengaturan waktu adalah keterampilan penting dalam mengembangkan disiplin diri, terutama bagi mahasiswa yang sering memiliki jadwal yang padat. Menurut Stephen R. Covey (1989), salah satu strategi yang efektif mengelola waktu adalah dengan menggunakan Matriks Manajemen Waktu untuk memprioritaskan tugas berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingannya. Covey menekankan bahwa penting bagi seseorang untuk memfokuskan waktu mereka pada hal-hal yang penting tetapi tidak mendesak, sehingga dapat menghindari tekanan dari pekerjaan yang ditunda-tunda.

Membuat jadwal dan mengelompokkan tugas berdasarkan prioritas juga dapat membantu mahasiswa menghindari kebingungan dan memastikan bahwa setiap tugas diselesaikan tepat waktu. Laura Vanderkam dalam 168 Hours: You Have More Time Than You Think (2010) menyarankan agar seseorang secara rutin mengevaluasi penggunaan waktunya, dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk aktivitas yang benar-benar mendukung tujuan jangka panjang, termasuk kegiatan akademik. Dengan membuat jadwal yang jelas dan terstruktur, mahasiswa dapat tetap fokus dan disiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.

Mengatasi kebiasaan menunda merupakan langkah penting dalam mengembangkan disiplin diri. Salah satu teknik yang efektif adalah menggunakan metode Pomodoro. Francesco Cirillo, pencipta The Pomodoro Technique (2006), mengembangkan teknik ini untuk meningkatkan produktivitas dan fokus. Teknik ini melibatkan pengaturan waktu bekerja selama 25 menit diikuti oleh istirahat singkat selama 5 menit. Metode ini membantu menghindari kebosanan dan kelelahan, serta memberikan batasan waktu yang jelas untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

Selain metode Pomodoro, menetapkan target harian yang realistis juga efektif dalam mengatasi penundaan. James Clear dalam Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones (2018) menjelaskan pentingnya membuat tujuan harian yang dapat dicapai untuk memicu rasa pencapaian. Clear menyarankan untuk membagi tugas besar menjadi langkah-langkah kecil yang bisa diselesaikan setiap hari. Dengan memiliki tujuan harian yang jelas, mahasiswa dapat lebih termotivasi untuk bertindak daripada menunda.

Rutinitas dan konsistensi adalah fondasi dalam membangun disiplin diri. Charles Duhigg (2012) menjelaskan bahwa kebiasaan terbentuk melalui pengulangan dan penguatan. Menurut Duhigg, menciptakan rutinitas yang mendukung tujuan akademik, seperti belajar pada waktu yang sama setiap hari, dapat memudahkan mahasiswa untuk tetap konsisten dan disiplin. Rutinitas yang baik membantu menghilangkan elemen keraguan atau penundaan, sehingga seseorang lebih mudah berfokus pada tugas-tugasnya. Selain itu, konsistensi penting dalam membangun disiplin diri. Angela Duckworth (2016) menekankan bahwa ketekunan dan konsistensi adalah elemen kunci dalam mencapai tujuan jangka panjang. Duckworth menyarankan agar seseorang terus berkomitmen pada rutinitas dan tujuan, bahkan ketika menghadapi kesulitan atau godaan untuk berhenti. Dengan membangun kebiasaan positif secara konsisten, mahasiswa akan mampu meningkatkan disiplin diri dan lebih mudah mencapai kesuksesan akademik.

Berdasarkan uraian di atas, disiplin diri adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan akademik di era digital yang penuh distraksi. Dengan mengatur waktu secara efektif, menghindari penundaan, dan membangun kebiasaan positif, mahasiswa dapat mengatasi tantangan yang menghalangi pencapaian tujuan mereka. Penting bagi setiap mahasiswa untuk mulai menerapkan disiplin dalam kehidupan akademik, agar dapat menyelesaikan studi tepat waktu atau bahkan lebih cepat. Ingatlah, kesuksesan dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan dengan konsisten. Mulailah sekarang, bangun disiplin diri, dan wujudkan masa depan akademik yang cemerlang. (*)

Merauke, 10 Oktober 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun