Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam: Episode 07-08

18 September 2024   06:05 Diperbarui: 18 September 2024   06:09 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku akan menghabiskan lebih banyak waktu di ladang-ladang kampung, mengamati langsung teknik bercocok tanam yang diterapkan oleh penduduk setempat," jawab Josefa dengan semangat. "Setiap gerakan mereka, dari pemilihan bibit hingga teknik penyiraman, semuanya penting untuk dipelajari."

Didimus tersenyum lebar. "Itu ide yang bagus, Josefa. Kau memang selalu memiliki semangat yang besar untuk belajar."

Saat malam semakin larut, Josefa masih terjaga di bawah langit berbintang, memikirkan potensi besar yang terkandung dalam tanah Kimaam. Ia merasa terinspirasi untuk membawa ilmu yang ia dapatkan lebih jauh lagi, mungkin bahkan ke perguruan tinggi di luar Kimaam.

"Aku ingin mempelajari lebih lanjut tentang teknologi modern yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman Dambu tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional," ujar Josefa dengan penuh tekad.

"Tapi, bagaimana dengan keluargamu?" tanya Didimus, mengingatkan pada tantangan yang mungkin dihadapi Josefa. "Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami ambisimu untuk mengejar ilmu pertanian di luar Kimaam."

Josefa mengangguk, menyadari kekhawatiran Didimus. "Aku tahu, tapi aku harus mencoba. Aku ingin membawa perubahan positif bagi komunitas kita dan melestarikan budaya lokal yang kaya ini."

Didimus menepuk bahu Josefa dengan lembut. "Aku mendukungmu, Josefa. Kau punya hati yang besar dan tekad yang kuat. Pesta Adat Dambu ini adalah titik awal yang penting dalam perjalananmu. Jangan pernah ragu untuk mengejar impianmu."

Josefa tersenyum, merasa semakin bersemangat. "Terima kasih, Didimus. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tetap setia pada nilai-nilai yang telah aku pelajari, sambil terbuka pada inovasi dan teknologi yang dapat membantu mewujudkan impian kita memajukan pertanian di kampung halamanku."

Dengan semangat yang semakin menggebu, Josefa merasa siap untuk menghadapi tantangan apapun demi mencapai tujuan mulianya. Pesta Adat Dambu telah menjadi titik awal yang penting dalam perjalanannya menuju pengetahuan yang lebih dalam tentang tanah dan budaya Papua.

(Bersambung)

Merauke, 18 September 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun