Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam: Episode 01-02

10 September 2024   05:30 Diperbarui: 15 September 2024   02:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudara-saudara Josefa, termasuk kakak-kakak dan adik-adiknya, hadir dengan penuh kehangatan dalam Pesta Adat Dambu kali ini. Mereka mewakili berbagai usia dan kepribadian, tetapi satu kesamaan yang mereka miliki adalah rasa cinta yang dalam terhadap tanah kelahiran mereka. Beberapa dari mereka sudah menikah dan memiliki anak-anak kecil yang juga ikut serta dalam merayakan kebudayaan yang kaya di kampung Tabonji.

"Josefa, lihatlah anak-anak kami. Mereka sangat antusias dengan pesta ini," kata kakaknya, Tania, sambil menunjuk anak-anak yang berlari-lari di sekitar lapangan.

"Ya, mereka terlihat sangat gembira. Aku juga merasa seperti kembali ke masa kecilku," balas Josefa dengan tawa kecil.

Di antara keramaian, Josefa dapat merasakan dukungan yang hangat dari keluarganya. Mereka semua bersatu untuk merayakan tradisi adat yang mempertahankan identitas mereka sebagai suku Marind Anim. Setiap tahun, Pesta Adat Dambu bukan hanya sebuah upacara, tetapi juga momentum untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya di antara penduduk kampung.

"Josefa, kamu tahu tidak, tradisi ini sangat penting untuk kita semua. Ini cara kita menghormati leluhur dan menjaga budaya kita tetap hidup," ujar adiknya, Mikael, dengan semangat.

"Benar sekali, Mikael. Aku sangat bangga menjadi bagian dari keluarga dan komunitas ini," jawab Josefa dengan penuh perasaan.

Josefa tersenyum melihat ibunya sibuk menyiapkan hidangan khas untuk tamu dan kerabat. Bau harum dari hidangan tradisional seperti papeda dan ikan bakar menguar di sekitar dapur terbuka, mengundang selera setiap orang yang hadir. Acara ini adalah kesempatan bagi Josefa untuk merenungkan betapa beruntungnya dirinya tumbuh di tengah keluarga yang begitu mendukung dan penuh cinta.

"Ibu, apa yang bisa aku bantu?" tanya Josefa sambil mendekati ibunya.

"Ambilkan aku bumbu-bumbu di situ, sayang. Kita harus memastikan semuanya sempurna untuk malam ini," jawab Maria sambil tersenyum lembut pada putrinya.

Saat malam menjelang, mereka semua berkumpul di balai adat yang dihiasi dengan hiasan-hiasan alami dari hutan sekitar. Josefa duduk bersama keluarganya, merasakan kehangatan dan kebersamaan yang mengalir di antara mereka. Di dalam hati, Josefa bersyukur atas kehadiran keluarganya yang selalu menjadi tiang penyangga dalam setiap langkah perjuangannya mencari ilmu dan kebenaran di luar sana.

"Josefa, kita semua sangat bangga padamu. Apa pun yang kau cari di luar sana, ingatlah bahwa rumah ini selalu menunggumu," kata Daniel sambil memegang tangan putrinya dengan penuh kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun