Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merajut Kendali Diri, Menjadi Penguasa atas Pikiran, Perasaan, dan Tindakan

9 September 2024   06:05 Diperbarui: 9 September 2024   17:24 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Refleksi sebelum bertindak memberi kita waktu untuk merenungkan dampak dari tindakan kita dan memastikan bahwa tindakan tersebut selaras dengan nilai-nilai kita.

Mengarahkan Tindakan

Tindakan sebagai manifestasi dari pikiran dan perasaan: Pikiran, perasaan, dan tindakan merupakan tiga komponen yang saling berkaitan dan membentuk bagaimana kita berinteraksi dengan dunia. Pikiran memberikan kerangka untuk bagaimana kita menafsirkan pengalaman kita, perasaan memberikan bobot emosional pada interpretasi tersebut, dan tindakan adalah manifestasi nyata dari pikiran dan perasaan tersebut. Menurut Daniel Kahneman (2011), dalam Thinking, Fast and Slow, "pikiran kita sering beroperasi dalam dua sistem---sistem cepat yang bersifat intuitif dan emosional, serta sistem lambat yang lebih logis dan analitis." Kedua sistem ini bekerja sama untuk membentuk reaksi kita terhadap situasi yang kemudian diungkapkan melalui tindakan. 

Pikiran yang penuh dengan keyakinan positif dan harapan akan cenderung menghasilkan tindakan yang konstruktif dan proaktif. Sebaliknya, pikiran yang dipenuhi ketakutan atau keraguan sering kali mengarah pada tindakan yang pasif atau bahkan destruktif. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki keyakinan kuat akan keberhasilan dalam pekerjaan mereka cenderung mengambil inisiatif dan bertindak dengan percaya diri, sementara mereka yang dipenuhi keraguan mungkin akan menunda-nunda dan gagal mencapai tujuan mereka.

Mengambil kendali atas tindakan: Hal ini memerlukan disiplin diri dan kemampuan untuk membuat keputusan yang sadar. Disiplin diri adalah kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang, meskipun menghadapi godaan atau tantangan. Menurut M. Scott Peck (1978), dalam The Road Less Traveled, "disiplin adalah sarana dasar untuk memecahkan masalah. Tanpa disiplin, kita tidak dapat menyelesaikan apa pun yang penting." Disiplin diri memungkinkan kita untuk tetap fokus pada tujuan kita dan membuat keputusan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional.

Membangun kebiasaan positif adalah kunci untuk mengambil kendali atas tindakan kita. Kebiasaan adalah rangkaian tindakan yang dilakukan secara otomatis karena telah terinternalisasi dalam diri kita. Dengan membentuk kebiasaan positif, kita dapat memastikan bahwa tindakan sehari-hari kita selaras dengan tujuan hidup yang lebih besar.  Menurut Charles Duhigg (2012), dalam The Power of Habit, "kebiasaan adalah rutinitas atau perilaku yang berulang secara otomatis dan dipicu oleh isyarat tertentu." Dengan mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, kita dapat mengarahkan hidup kita ke jalur yang lebih produktif dan bermakna.

Menghindari reaksi impulsif adalah aspek penting dalam mengarahkan tindakan secara sadar. Reaksi impulsif sering dipicu oleh perasaan atau situasi tertentu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Refleksi sebelum bertindak memberi kita waktu untuk menilai situasi, memahami motivasi kita, dan memilih tindakan yang paling sesuai dengan nilai-nilai kita. Menurut Viktor Frankl (1946), dalam Man's Search for Meaning, "di antara stimulus dan respons, ada ruang. Dalam ruang itu terletak kebebasan kita dan kekuatan kita untuk memilih respons kita. Dalam respons kita terletak pertumbuhan kita dan kebebasan kita."

Integrasi Kendali Diri dalam Kehidupan Sehari-hari

Menerapkan kendali diri secara konsisten: Ini adalah salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Kendali diri menuntut kemampuan untuk mengendalikan dorongan dan keinginan yang tidak selalu selaras dengan tujuan jangka panjang atau nilai-nilai kita. Menurut Roy Baumeister (2011), dalam Willpower: Rediscovering the Greatest Human Strength, kendali diri adalah seperti otot yang bisa lelah jika digunakan terlalu sering tanpa istirahat. Tantangan utama dalam menjaga kendali diri meliputi kelelahan mental, godaan lingkungan, dan tekanan sosial.

Untuk memperkuat kendali diri, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam rutinitas harian. Salah satu tips utama adalah menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik. Dengan memiliki tujuan yang terarah, individu dapat lebih mudah menolak godaan yang tidak sejalan dengan tujuan tersebut. Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan mental melalui nutrisi yang baik, olahraga, dan istirahat yang cukup juga berkontribusi pada peningkatan kendali diri.

Manfaat kendali diri yang efektif: Hal ini memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik. Dengan kendali diri, individu mampu mengurangi stres dan kecemasan, yang merupakan faktor utama dalam berbagai masalah kesehatan mental. Selain itu, kendali diri berkontribusi pada peningkatan hubungan interpersonal dan profesional. Ketika seseorang mampu mengendalikan emosi dan tindakannya, ia lebih mampu berkomunikasi secara efektif, menghindari konflik yang tidak perlu, dan membangun hubungan yang sehat dan produktif. Selanjutnya, kendali diri yang efektif memungkinkan pencapaian tujuan jangka panjang dan memberikan rasa kepuasan diri yang mendalam. Ketika seseorang mampu mengendalikan dorongan-dorongan yang bertentangan dengan tujuannya, ia lebih mampu mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun