Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyatu dengan Semesta, Memahami Hukum Keesaan Ilahi

6 September 2024   06:10 Diperbarui: 6 September 2024   08:18 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengintegrasikan Hukum Keesaan Ilahi dalam Kehidupan Pribadi

Mengintegrasikan Hukum Keesaan Ilahi ke dalam kehidupan pribadi adalah sebuah perjalanan menuju kesadaran yang lebih dalam tentang keterhubungan kita dengan semua yang ada di sekitar. Ada beberapa langkah praktis yang dapat diambil untuk menyelaraskan diri dengan hukum ini, antara lain meditasi dan kontemplasi, praktik syukur, pelayanan kepada sesama, menghormati alam dan lingkungan.

Mengintegrasikan Hukum Keesaan Ilahi dalam kehidupan pribadi membawa berbagai manfaat positif bagi kesehatan mental, emosional, dan spiritual. Beberapa dampak yang dapat dirasakan, seperti kesehatan mental, kesehatan emosional, dan kesehatan spiritual. Keseluruhan langkah-langkah ini tidak hanya memperkaya kehidupan pribadi, tetapi juga memperkuat komunitas dan dunia di sekitar kita. Dengan hidup dalam keselarasan dengan Hukum Keesaan Ilahi, kita menjadi agen perdamaian, cinta, dan harmoni yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat dikatakan, mengintegrasikan Hukum Keesaan Ilahi ke dalam kehidupan sehari-hari berdampak positif pada kesehatan mental, emosional, dan spiritual. Kesadaran akan keterhubungan dengan semua ciptaan memberikan makna, di mana kegiatan kecil menjadi bagian dari jaringan kasih yang lebih besar.  Ajaran Gereja Katolik dan tradisi spiritual menunjukkan pentingnya hidup selaras dengan prinsip-prinsip ini, memperkuat hubungan dengan Tuhan, sesama, dan diri sendiri.  Praktik seperti meditasi dan pelayanan mendukung peran kita sebagai agen perubahan. Dengan memahami dampak tindakan kita, kita dipanggil untuk menjaga bumi dan menciptakan dunia lebih baik. (*)

Merauke, 6 September 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun