Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menemukan Keseimbangan Sejati: Antara Makan, Kerja, dan Spiritualitas

11 Agustus 2024   10:20 Diperbarui: 11 Agustus 2024   10:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebiasaan makan dapat memengaruhi kesehatan emosional seseorang. Pola makan yang tidak teratur atau tidak sehat dapat berdampak negatif pada suasana hati dan kesejahteraan mental. Sebaliknya, diet seimbang yang kaya akan nutrisi dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi risiko gangguan emosional. Menurut John Stein (2000), dalam Nutritional Neuroscience: The Contribution of Nutrition to Brain Development and Function, ada hubungan erat antara diet dan fungsi otak, sehingga pola makan yang baik dapat mendukung kesehatan mental yang optimal.

Keseimbangan Antara Makan dan Bekerja

Produktivitas dan Energi: Hal ini meliputi pentingnya makan sehat untuk meningkatkan produktivitas, dan dampak pola makan terhadap kinerja dan fokus.

Makanan yang sehat dan bergizi memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. Nutrisi yang tepat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk menjalani hari dengan efektif dan mempertahankan fokus. Makanan yang kaya akan serat, protein, dan lemak sehat dapat meningkatkan tingkat energi dan membantu menjaga konsentrasi. Menurut Andrew Weil (2011), dalam Spontaneous Happiness, makan makanan seimbang dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan produktivitas.

Pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak jenuh, dapat berdampak negatif pada kinerja dan fokus. Gula darah yang naik turun akibat asupan makanan yang tidak seimbang dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakmampuan untuk fokus. Menurut Lisa Mosconi (2018), dalam Brain Food: The Surprising Science of Eating for Cognitive Power, pola makan yang tepat dapat mendukung kesehatan otak dan meningkatkan kapasitas kognitif.

Mengelola Waktu untuk Makan: Hal ini meliputi tantangan mengatur pola makan dalam kesibukan sehari-hari, dan strategi menjaga pola makan sehat meskipun jadwal padat.

Banyak orang mengalami kesulitan menjaga pola makan yang sehat di tengah jadwal yang padat. Kebiasaan melewatkan makan atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat karena keterbatasan waktu adalah masalah umum. Menurut studi yang dimuat dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine (2011), kebiasaan makan yang buruk di tempat kerja sering dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih tinggi dan penurunan kinerja.

Ada beberapa strategi yang dapat membantu individu menjaga pola makan yang sehat meskipun jadwal padat. Menyediakan waktu untuk makan siang yang teratur, merencanakan dan menyiapkan makanan sebelumnya, serta membawa camilan sehat dapat membantu mengatasi tantangan ini.

Gaya Hidup Seimbang: Hal ini mencakup integrasi antara makan dan aktivitas kerja untuk kesejahteraan keseluruhan, dan tips menjaga keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan tuntutan pekerjaan.

Integrasi antara makan dan aktivitas kerja yang seimbang dapat meningkatkan kesejahteraan keseluruhan. Memastikan waktu istirahat yang cukup untuk makan, memilih makanan yang mendukung energi berkelanjutan, dan menghindari kebiasaan makan di meja kerja dapat membantu mencapai keseimbangan ini. Menurut Barbara Rolls (2005), dalam The Volumetrics Eating Plan: Techniques and Recipes for Feeling Full on Fewer Calories, makan dengan mindfulness dan kesadaran penuh dapat meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kebiasaan makan yang berlebihan.

Menjaga keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan tuntutan pekerjaan memerlukan kesadaran dan perencanaan. Mengatur waktu untuk berolahraga, memastikan asupan cairan yang cukup, dan mengelola stres dengan baik adalah beberapa langkah yang dapat diambil. David Agus (2014), dalam A Short Guide to a Long Life, menyarankan untuk membuat pilihan sehat yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun