Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dekat Tapi Tak Terikat: Seni Membangun Hubungan yang Sehat

16 Juli 2024   05:58 Diperbarui: 16 Juli 2024   06:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tips untuk membangun kepercayaan, antara lain konsisten, jujur, saling menghormati, beri waktu dan kesabaran. Menurut Bren Brown (2015), Rising Strong: How the Ability to Reset Transforms the Way We Live, Love, Parent, and Lead, kepercayaan dibangun dari kepercayaan-kepercayaan kecil. Ini adalah tindakan sehari-hari yang menunjukkan bahwa kita dapat diandalkan dan dapat dipercaya.

Selain membangun kepercayaan, menjaga kemandirian dalam hubungan adalah aspek penting untuk kesejahteraan emosional dan keseimbangan. Kemandirian berarti tetap memiliki kehidupan pribadi, minat, dan aktivitas di luar hubungan. Ini tidak hanya memberikan ruang bagi individu untuk tumbuh, tetapi juga memperkuat hubungan dengan memberikan waktu untuk merindukan dan menghargai satu sama lain. Menurut Harriet Lerner (2005), The Dance of Connection: How to Talk to Someone When You're Mad, Hurt, Scared, Frustrated, Insulted, Betrayed, or Desperate, menjaga kemandirian dalam hubungan adalah tentang keseimbangan antara keintiman dan identitas pribadi.

Menavigasi Konflik dan Patah Hati

Konflik adalah bagian yang tak terhindarkan dalam setiap hubungan, bahkan dalam hubungan yang paling sehat sekalipun. Menurut John Gottman (2011), konflik adalah tanda bahwa dua individu dalam hubungan tersebut memiliki perspektif dan kebutuhan yang berbeda, yang adalah hal yang normal dan sehat.

Tips untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif dan penuh hormat, antara lain tetap tenang dan mengontrol emosi, dengarkan dengan aktif, berbicara dengan jelas dan spesifik, menghindari kritik dan penyalahgunaan, mencari solusi bersama, berikan waktu dan ruang untuk meredakan ketegangan. Menurut Sue Johnson (2013), Hold Me Tight: Seven Conversations for a Lifetime of Love, menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif memerlukan keterbukaan, empati, dan keinginan untuk memahami perspektif pasangan. Dengan mendekati konflik sebagai peluang untuk tumbuh bersama, pasangan dapat memperkuat hubungan mereka.

Selain konflik, kita juga menghadapi patah hati dan pulih dari hubungan yang tidak sehat. Patah hati adalah pengalaman yang menyakitkan dan sulit, tetapi juga merupakan bagian dari perjalanan emosional yang normal. Pulih dari patah hati memerlukan waktu, kesabaran, dan upaya untuk memulihkan diri dan menemukan kembali keseimbangan emosional. Menurut Guy Winch (2018), How to Fix a Broken Heart, pemulihan dari patah hati memerlukan waktu dan usaha. Penting untuk mengizinkan diri merasakan dan menyembuhkan, serta fokus pada pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan emosional.

Paparan di atas menunjukkan bahwa membangun hubungan yang sehat adalah seni yang melibatkan keseimbangan antara kedekatan dan kemandirian, kepercayaan dan kewaspadaan, serta komunikasi yang jujur dan konstruktif. Melalui pemahaman mendalam tentang risiko dalam hubungan, teknik membangun kepercayaan, dan cara menyelesaikan konflik, kita dapat menciptakan ikatan yang kuat dan memuaskan tanpa kehilangan identitas pribadi. Menghadapi patah hati dengan keberanian dan dukungan yang tepat juga menjadi bagian penting dari perjalanan ini. Dengan demikian, kita tidak hanya memperkaya kehidupan kita sendiri, tetapi juga membangun dasar yang kokoh untuk hubungan yang harmonis dan penuh kasih. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun