Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya Kampung Kamur

10 Juli 2024   16:25 Diperbarui: 11 Juli 2024   01:36 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Policarpus mengangguk. "Kau akan menjadi seseorang yang hebat, Ferdinandus. Ingat, selalu ada pelajaran di balik setiap pengalaman. Seperti kejadian drum kemarin, itu mengajarkan kita pentingnya komunikasi yang jelas."

Beberapa bulan kemudian, saat bunga-bunga anggrek hutan mulai bermekaran, Ferdinandus mendapatkan kesempatan yang ditunggu-tunggunya. Pak Policarpus mengajaknya ke kota Merauke, untuk melihat dunia luar. Perjalanan itu penuh dengan keajaiban bagi Ferdinandus. Ia melihat bangunan tinggi, jalanan yang ramai, dan berbagai jenis kendaraan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.

"Ini luar biasa, Pak Guru! Dunia ini begitu luas dan penuh warna-warni," seru Ferdinandus dengan mata berbinar.

"Benar, Ferdinandus. Dan semua ini bisa kamu pelajari dan bawa kembali ke Kampung Kamur, untuk membuat kampung kita menjadi lebih baik," jawab Pak Policarpus dengan senyum bangga.

"Kamu akan sekolah di SMK Santo Antonius. Ini akan menjadi bekal bagi kamu untuk membangun Kampung Kamur suatu saat nanti." Pak Guru Policarpus menitip Ferdinandus di sekolah teknik ini.

Selama tiga tahun, Ferdinandus belajar dan menemukan apa yang menjadi impiannya. Ia menyelesaikan studinya dengan hasil yang gemilang pada jurusan kelistrikan. Tentu hal ini menjadi kebanggaan keluarga Pak Policarpus dan seisi kampung. 

Kembali ke Kampung Kamur, Ferdinandus merasa lebih bersemangat untuk belajar bekerja keras. Ia menyadari bahwa dunia ini penuh dengan kemungkinan, dan dengan semangat serta dedikasi, ia bisa mencapai impian-impian besarnya.

Suatu pagi yang cerah, saat matahari mulai merangkak naik di cakrawala, Ferdinandus berdiri di depan sekelompok anak-anak di Kampung Kamur. Mereka berkumpul di bawah naungan pohon besar, mendengarkan dengan penuh perhatian saat Ferdinandus berbagi cerita tentang pengalamannya di kota.

"Anak-anak, dunia ini begitu luas dan penuh dengan hal-hal yang bisa kita pelajari," kata Ferdinandus dengan suara penuh antusias. "Jangan pernah takut untuk bermimpi besar dan mengejar apa yang kalian inginkan. Dengan usaha dan semangat, kita bisa membawa perubahan positif untuk kampung kita."

Anak-anak itu mendengarkan dengan mata berbinar, terinspirasi oleh kata-kata Ferdinandus. Ia telah menjadi cahaya bagi mereka, seorang pemuda yang menunjukkan bahwa dengan ketekunan dan semangat, segala sesuatu adalah mungkin.

"Cahaya Kampung Kamur" menjadi julukan bagi Ferdinandus. Ia adalah inspirasi bagi banyak anak di kampungnya, menunjukkan bahwa dengan semangat, ketekunan, dan keinginan untuk belajar, seseorang bisa meraih apa pun yang diinginkannya. Ferdinandus tumbuh menjadi seorang pemuda yang membawa harapan dan perubahan positif bagi Kampung Kamur, di bawah naungan kasih sayang keluarga Policarpus. (*)

Merauke, 10 Juli 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun