Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beasiswa: Mendorong Prestasi atau Memperparah Ketimpangan?

28 Juni 2024   05:51 Diperbarui: 28 Juni 2024   07:33 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beasiswa merupakan salah satu instrumen penting dalam mendorong prestasi akademik dan meningkatkan akses pendidikan bagi individu yang kurang mampu. Dengan demikian, beasiswa diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi siswa dan mahasiswa, sehingga mereka fokus pada pembelajaran dan meraih prestasi yang lebih tinggi. 

Namun, seiring dengan meningkatnya kesenjangan ekonomi dan sosial, muncul pertanyaan penting: Apakah beasiswa benar-benar mendorong prestasi atau justru memperparah ketimpangan

Ada kekhawatiran bahwa mekanisme seleksi dan distribusinya dapat menciptakan ketidakadilan baru. Hanya mereka yang sudah memiliki akses ke sumber daya dan informasi yang memadai yang bisa memanfaatkannya. Mengkaji lebih dalam peran beasiswa terhadap konteks peningkatan prestasi dan pemerataan kesempatan pendidikan adalah hal yang penting. 

Artikel ini berusaha mengeksplorasi dualitas fungsi beasiswa: Apakah berhasil mendorong prestasi akademik secara luas, atau justru berkontribusi pada peningkatan ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Diharapkan dapat ditemukan solusi dan rekomendasi kebijakan yang lebih efektif dan adil dalam pengelolaan beasiswa.

Dampak Positif Beasiswa

Beasiswa memainkan peran penting dalam mendorong prestasi akademik mahasiswa. Ia memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada studinya tanpa khawatir tentang biaya pendidikan. 


Menurut Suhartono (2018), dalam Pengaruh Beasiswa terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa, beasiswa dapat mengurangi beban ekonomi yang dihadapi oleh mahasiswa, sehingga mereka lebih konsentrasi dalam mengembangkan potensi akademiknya. 

Beasiswa juga sering disertai dengan persyaratan tertentu seperti mempertahankan IPK tinggi, yang secara langsung mendorong mahasiswa untuk terus berprestasi.

Penelitian oleh UGM (2019), Laporan Tahunan: Kinerja Akademik Mahasiswa Penerima Beasiswa, menunjukkan bahwa mahasiswa penerima beasiswa memiliki rata-rata IPK yang lebih tinggi daripada non-penerima beasiswa. 

Hal ini menunjukkan, beasiswa tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga memotivasi mahasiswa mencapai prestasi akademik yang lebih baik. Bagaimana beasiswa membantu mahasiswa meraih prestasi tinggi dapat dilihat dari kisah pengalaman mahasiswa kita. Mereka berhasil meraih predikat cum laude berkat bantuan beasiswa Bidikmisi, walaupun berasal dari keluarga kurang mampu.

Selain mendorong prestasi mahasiswa, beasiswa berdampak signifikan dalam meningkatkan akses pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Beasiswa seperti Bidikmisi di Indonesia dirancang khusus untuk membantu siswa dari latar belakang ekonomi rendah agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi. 

Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), Evaluasi Program Bidikmisi 2010-2020, program Bidikmisi telah membantu lebih dari 600.000 mahasiswa untuk mengakses pendidikan tinggi sejak diluncurkan pada tahun 2010. 

Penelitian Rosyada (2017), Analisis Dampak Beasiswa Bidikmisi terhadap Kelulusan Mahasiswa, menunjukkan bahwa mahasiswa penerima beasiswa dari keluarga kurang mampu cenderung memiliki kesempatan lebih besar untuk menyelesaikan pendidikan tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima bantuan. 

Ini menunjukkan bahwa beasiswa, baik Bidikmisi maupun lainnya, tidak hanya membantu dalam hal akses finansial, tetapi juga memberikan peluang yang lebih luas bagi siswa dari berbagai latar belakang untuk meraih pendidikan yang lebih baik.

Dampak Negatif Beasiswa

Beasiswa sering diberikan berdasarkan prestasi akademik atau kriteria tertentu yang mungkin tidak dipenuhi oleh semua mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari latar belakang keluarga kurang beruntung.

Menurut penelitian Santoso (2018), Ketimpangan dalam Pemberian Beasiswa: Studi Kasus di Universitas Negeri, sistem seleksi beasiswa yang ketat dan berbasis prestasi sering lebih menguntungkan mahasiswa yang memiliki akses ke sumber daya pendidikan yang lebih baik, seperti bimbingan belajar dan fasilitas pendukung lainnya. 

Mahasiswa yang sudah berada dalam posisi lebih baik secara akademik terus mendapatkan keuntungan lebih, sementara yang kurang mampu tetap tertinggal. Dalam jangka panjang, ketimpangan ini dapat menjadi lebih parah, karena mahasiswa penerima beasiswa memiliki kesempatan yang lebih besar mengakses pendidikan lanjutan dan peluang karier yang lebih baik.

Beasiswa yang memberikan dukungan finansial yang signifikan terkadang menggoda mahasiswa menghabiskan dana tersebut untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pendidikan. 

Menurut penelitian Adi (2019), Dampak Konsumerisme di Kalangan Mahasiswa Penerima Beasiswa, beberapa penerima beasiswa di universitas-universitas besar menggunakan uang beasiswa untuk membeli barang-barang konsumtif seperti gadget terbaru, pakaian bermerek, dan hiburan mahal. Hal ini dapat menciptakan budaya konsumerisme dan hedonisme di kalangan mahasiswa. 

Fokus mereka bergeser dari pengembangan akademik dan profesional ke gaya hidup yang lebih materialistis. Fenomena ini menunjukkan bahwa beasiswa dapat disalahgunakan dan menciptakan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan tujuan awal program beasiswa.

Selain itu, beasiswa dapat memicu rasa iri dan persaingan yang tidak sehat di antara mahasiswa. Ketika hanya beberapa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, sementara yang lain tidak, hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak adil dan ketidakpuasan. 

Menurut Wardani (2020), Persaingan dan Dampak Psikologis dalam Penerimaan Beasiswa, persaingan untuk mendapatkan beasiswa sering sangat ketat dan menyebabkan tekanan yang besar di kalangan mahasiswa, yang akhirnya mengganggu kesehatan mental mereka. Selain itu, mahasiswa yang tidak menerima beasiswa mungkin merasa iri terhadap teman-teman mereka yang menerimanya. Hal ini dapat merusak hubungan sosial, yang berakibat stres dan depresi.

Solusi Mengatasi Dampak Beasiswa

Untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif beasiswa, beberapa langkah strategis perlu diambil.

Pertama, proses seleksi beasiswa harus lebih inklusif dan transparan. Menurut Haryanto (2021), dalam Pengelolaan Beasiswa dan Dampaknya terhadap Prestasi Mahasiswa, evaluasi berdasarkan kriteria tidak hanya mencakup prestasi akademik, tetapi juga latar belakang ekonomi dan potensi pengembangan diri. Selain itu, pengawasan penggunaan dana beasiswa perlu diperketat untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan sesuai dengan tujuannya.

Kedua, pemberi beasiswa dan perguruan tinggi dapat mengadakan program pelatihan dan mentoring bagi penerima beasiswa. Hal ini akan membantu mahasiswa mengelola dana dengan bijak dan memanfaatkan beasiswa untuk pengembangan akademik dan profesional. Menurut Ardiansyah (2019), dalam Mentoring sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Penerima Beasiswa, program mentoring oleh senior atau alumni penerima beasiswa dapat memberikan panduan praktis dan moral kepada penerima baru.

Ketiga, kampanye kesadaran mengenai penggunaan dana beasiswa secara bijak harus digalakkan. Hal ini bertujuan mengurangi kecenderungan konsumerisme dan hedonisme di kalangan mahasiswa penerima beasiswa. Pemberian beasiswa seharusnya tidak hanya dilihat sebagai bantuan finansial, tetapi juga sebagai investasi untuk masa depan yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, beasiswa memiliki peran penting dalam mendorong prestasi akademik dan pemerataan kesempatan pendidikan. 

Beasiswa memberikan dukungan finansial yang memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada studi mereka dan mengembangkan potensi diri. Namun, untuk mengoptimalkan manfaat beasiswa, diperlukan langkah-langkah strategis dari semua pihak yang terlibat, termasuk pemberi beasiswa, perguruan tinggi, dan mahasiswa. 

Beasiswa, jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik dan bijak dapat meningkatkan akses pendidikan dan prestasi akademik. Dengan demikian, beasiswa tidak hanya menjadi bantuan finansial, tetapi juga investasi masa depan yang lebih cerah dan adil bagi semua mahasiswa. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun