Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beasiswa: Mendorong Prestasi atau Memperparah Ketimpangan?

28 Juni 2024   05:51 Diperbarui: 28 Juni 2024   07:33 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Wardani (2020), Persaingan dan Dampak Psikologis dalam Penerimaan Beasiswa, persaingan untuk mendapatkan beasiswa sering sangat ketat dan menyebabkan tekanan yang besar di kalangan mahasiswa, yang akhirnya mengganggu kesehatan mental mereka. Selain itu, mahasiswa yang tidak menerima beasiswa mungkin merasa iri terhadap teman-teman mereka yang menerimanya. Hal ini dapat merusak hubungan sosial, yang berakibat stres dan depresi.

Solusi Mengatasi Dampak Beasiswa

Untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif beasiswa, beberapa langkah strategis perlu diambil.

Pertama, proses seleksi beasiswa harus lebih inklusif dan transparan. Menurut Haryanto (2021), dalam Pengelolaan Beasiswa dan Dampaknya terhadap Prestasi Mahasiswa, evaluasi berdasarkan kriteria tidak hanya mencakup prestasi akademik, tetapi juga latar belakang ekonomi dan potensi pengembangan diri. Selain itu, pengawasan penggunaan dana beasiswa perlu diperketat untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan sesuai dengan tujuannya.

Kedua, pemberi beasiswa dan perguruan tinggi dapat mengadakan program pelatihan dan mentoring bagi penerima beasiswa. Hal ini akan membantu mahasiswa mengelola dana dengan bijak dan memanfaatkan beasiswa untuk pengembangan akademik dan profesional. Menurut Ardiansyah (2019), dalam Mentoring sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Penerima Beasiswa, program mentoring oleh senior atau alumni penerima beasiswa dapat memberikan panduan praktis dan moral kepada penerima baru.

Ketiga, kampanye kesadaran mengenai penggunaan dana beasiswa secara bijak harus digalakkan. Hal ini bertujuan mengurangi kecenderungan konsumerisme dan hedonisme di kalangan mahasiswa penerima beasiswa. Pemberian beasiswa seharusnya tidak hanya dilihat sebagai bantuan finansial, tetapi juga sebagai investasi untuk masa depan yang lebih baik.


Berdasarkan uraian di atas, beasiswa memiliki peran penting dalam mendorong prestasi akademik dan pemerataan kesempatan pendidikan. 

Beasiswa memberikan dukungan finansial yang memungkinkan mahasiswa untuk fokus pada studi mereka dan mengembangkan potensi diri. Namun, untuk mengoptimalkan manfaat beasiswa, diperlukan langkah-langkah strategis dari semua pihak yang terlibat, termasuk pemberi beasiswa, perguruan tinggi, dan mahasiswa. 

Beasiswa, jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik dan bijak dapat meningkatkan akses pendidikan dan prestasi akademik. Dengan demikian, beasiswa tidak hanya menjadi bantuan finansial, tetapi juga investasi masa depan yang lebih cerah dan adil bagi semua mahasiswa. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun