Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanggalkan Stigma: Membangun Budaya Menghargai Semua Guru

24 Juni 2024   04:01 Diperbarui: 24 Juni 2024   05:13 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Persepsi umum di masyarakat sering membedakan status antara guru PNS dan guru honor atau swasta. Guru PNS dihargai dan dianggap lebih unggul daripada guru honor atau swasta, baik dari segi gaji, fasilitas, maupun kesempatan pengembangan profesional. Guru honor atau swasta sering dianggap sebagai 'pilihan kedua'. 

Persepsi ini menciptakan stigma negatif yang merugikan guru honor atau swasta dan berdampak pada kualitas pendidikan mereka. Persepsi keliru ini perlu diluruskan. Kualitas seorang guru tidak dapat diukur semata-mata berdasarkan status kepegawaiannya, tetapi kompetensi, dedikasi, dan integritasnya. Stigma negatif ini dapat menurunkan motivasi dan berdampak negatif pada proses pembelajaran. 

Diskriminasi tersebut dapat menciptakan ketidakadilan dan ketimpangan dalam sistem pendidikan. Karena itu, penting untuk membangun budaya yang menghargai semua guru tanpa memandang status mereka. 

Gagasan utama artikel ini adalah bahwa semua guru, baik PNS maupun honor atau swasta, berhak mendapatkan penghargaan yang setara. Menanggalkan stigma dan membangun budaya yang menghargai semua guru dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan bermartabat bagi seluruh komponen pendidikan.

Peran Penting Guru

Guru, baik PNS maupun honor atau swasta, memiliki peran vital dalam pendidikan. Mereka tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan sikap siswa. Guru adalah agen perubahan yang membimbing, menginspirasi, dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi maksimal.

Guru PNS sering dianggap memiliki stabilitas kerja dan akses yang lebih baik terhadap pelatihan dan pengembangan profesional. Mereka biasanya berada di sekolah negeri dengan sumber daya yang lebih baik. Di sisi lain, guru swasta bekerja di institusi yang dikelola oleh yayasan atau organisasi non-pemerintah. Meskipun sering menghadapi tantangan kesejahteraan dan fasilitas, guru swasta atau honor tetap berkomitmen tinggi dalam mendidik siswa.

Menurut Suparlan (2016) dalam Peran Guru dalam Pendidikan, peran guru sangat krusial dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Mereka berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran, mentor, dan model peran bagi siswa, membentuk nilai-nilai moral dan etika siswa.

Kontribusi guru PNS dan honor atau swasta sama pentingnya dalam mempersiapkan generasi masa depan. Keduanya memastikan siswa mendapatkan pendidikan berkualitas untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Pendidikan dari guru membantu siswa mengembangkan keterampilan kognitif, emosional, dan sosial yang diperlukan untuk sukses di masa depan.

UNESCO (2017) dalam Education for Sustainable Development Goals: Learning Objectives, menyatakan bahwa guru adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya pendidikan berkualitas. Guru yang kompeten dan berdedikasi, terlepas dari status kepegawaian, adalah pilar utama dalam membangun masyarakat berpengetahuan dan berdaya saing.

Dedikasi dan kompetensi guru tidak tergantung pada status kepegawaian. Guru PNS dan swasta memiliki potensi yang sama untuk memberikan dampak positif pada pendidikan siswa. Peran mereka sama besar dalam mempersiapkan generasi masa depan. Pengakuan dan penghargaan yang setara terhadap semua guru, tanpa memandang status, adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun