Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Budaya Pamer Gengsi Menggeser Makna Pernikahan yang Sehat dan Bertanggung Jawab

22 Juni 2024   05:38 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:30 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI pernikahan | Romanno via Kompas.com

Fokus pada makna pernikahan sebagai awal kehidupan baru yang penuh cinta dan komitmen adalah lebih mulia dan berharga daripada aspek materialistik dan gengsi. 

Menurut Elizabeth Dunn (2013) dalam Happy Money: The Science of Smarter Spending, kebahagiaan sejati dalam pernikahan tidak ditentukan oleh besarnya pesta, tetapi kualitas hubungan dan komitmen yang ada di antara pasangan. 

Dalam Amoris Laetitia (2016), Paus Fransiskus menyatakan, pernikahan harus dilihat sebagai sebuah komitmen suci yang didasarkan pada cinta sejati dan saling pengertian, bukan pada aspek materialistik dan pamer gengsi.

Perencanaan keuangan: Pasangan yang akan menikah perlu merencanakan keuangan secara matang dan realistis, dan menghindari berhutang demi gengsi. 

Menurut David Bach (2019), merencanakan anggaran pernikahan yang realistis dan menabung dapat membantu pasangan untuk menghindari utang dan memulai pernikahan dengan dasar finansial yang kuat. Dalam Familiaris Consortio (1981), perencanaan keuangan yang bijaksana adalah kunci untuk mencapai stabilitas dan kesejahteraan dalam keluarga.

Dukungan keluarga dan komunitas: Keluarga dan komunitas perlu memberikan dukungan kepada pasangan yang akan menikah agar dapat melangsungkan pernikahan sederhana dan sesuai dengan kemampuan; dan menghindari pesta pernikahan yang megah yang melebihi kemampuan finansial. 

Menurut John Gottman (2015), dukungan dari keluarga dan komunitas sangat penting untuk keberhasilan pernikahan. Menghindari tekanan sosial dan mendukung pasangan dalam memilih pernikahan yang sesuai dengan kemampuan dapat membantu mereka memulai kehidupan bersama dengan lebih tenang dan harmonis. 

Dalam Gaudium et Spes (1965) dikatakan bahwa komunitas berperan penting dalam mendukung pasangan suami istri untuk hidup dalam harmoni dan cinta kasih.

Kebijaksanaan pemerintah: Pemerintah dapat berperan dalam memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya pernikahan sederhana dan sesuai dengan kemampuan. 

Pemerintah juga dapat mendorong lembaga keuangan untuk memberikan produk dan layanan keuangan yang ramah pernikahan dengan suku bunga yang wajar. Selain itu, program pernikahan massal melalui Kementerian Agama dapat membantu meringankan biaya bagi yang kurang mampu. 

Menurut Annamaria Lusardi (2018) dalam Financial Literacy and the Future, kebijakan pemerintah yang mendukung edukasi keuangan dan menyediakan produk keuangan yang terjangkau dapat membantu pasangan muda memulai pernikahan lebih stabil secara finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun