Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebiasaan Doa Bersama dalam Keluarga: Sarana Efektif Pendidikan Iman

14 Juni 2024   07:06 Diperbarui: 14 Juni 2024   07:18 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam konteks keluarga Katolik, iman tidak hanya menjadi pedoman hidup bagi individu, tetapi juga kekuatan yang menyatukan seluruh anggota keluarga. Keluarga yang teguh dalam iman akan mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan penuh harapan dan ketenangan. Dengan demikian, doa bersama melampaui doa pribadi karena memperlihatkan persekutuan umat.

Kebiasaan doa bersama tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan, tetapi juga momen penting untuk mempererat ikatan keluarga. Doa bersama menciptakan rasa kebersamaan dan harmoni, memperkuat hubungan antar anggota keluarga melalui waktu yang dihabiskan bersama dalam kegiatan yang penuh makna. Doa bersama membantu menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral kepada anak-anak, membimbing mereka dalam menjalani hidup yang berlandaskan iman. Melalui doa, keluarga dapat merasakan kehadiran Tuhan yang memberikan kekuatan dan penghiburan.

Signifikansi Doa dalam Kehidupan Umat

Dalam ajaran Gereja Katolik, doa adalah bentuk komunikasi dengan Tuhan. Gereja Katolik mendefinisikan doa sebagai "mengangkat hati dan pikiran kepada Allah atau permohonan kepada Allah untuk hal-hal yang baik" (KGK, 2559). Doa bukan sekadar ritual atau rutinitas, melainkan sebuah dialog yang hidup dengan Tuhan. Dengannya, seseorang dapat memuji, bersyukur, memohon, dan memohon pengampunan dari-Nya.

Tradisi Katolik kaya akan berbagai bentuk doa yang dapat dipraktikkan oleh umat, seperti doa harian, rosario, doa novena, doa liturgis, dan doa adorasi (penyembahan sakramen mahakudus).

Doa merupakan sarana utama membangun dan memperdalam hubungan pribadi dengan Tuhan. Melalui doa, umat dapat mengungkapkan kasih, rasa syukur, penyesalan, dan permohonan kepada Tuhan. Doa memungkinkan seseorang mendengarkan suara Tuhan dan menerima bimbingan-Nya dalam hidup sehari-hari. Kitab Suci mengatakan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Mat 7: 7).

Doa tidak hanya berdampak pada hubungan individu dengan Tuhan, tetapi juga memengaruhi keseharian dan spiritualitas seluruh anggota keluarga. Pertama, doa bersama menciptakan suasana damai dan harmonis dalam keluarga. Anggota keluarga saling mendoakan, dan mempererat ikatan emosional dan spiritual di antara mereka. Kedua, melalui doa, nilai-nilai Kristiani seperti kasih, pengampunan, dan kerendahan hati diajarkan dan dihayati. Anak-anak belajar dari contoh orang tua, sehingga doa menjadi sarana pendidikan iman yang efektif. Ketiga, doa memberikan kekuatan dan penghiburan saat keluarga menghadapi tantangan atau kesulitan. Kitab Suci berkata, "Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Flp 4: 6-7).

Manfaat Doa Bersama dalam Keluarga

Doa bersama meningkatkan kedekatan antar anggota keluarga. Saat anggota keluarga meluangkan waktu untuk berdoa bersama, mereka menciptakan momen khusus yang memperkuat hubungan antar mereka. Doa bersama menjadi waktu yang diisi dengan kehadiran satu sama lain di hadapan Tuhan, membangun rasa kebersamaan yang lebih dalam. "Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18: 20).

Doa bersama adalah sarana efektif untuk menanamkan dan menguatkan nilai-nilai Kristiani dalam keluarga. Melalui refleksi dan meditasi bersama, anggota keluarga dapat merenungkan ajaran Yesus dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, kesetiaan, dan kerendahan hati dapat diperkuat melalui doa dan refleksi kolektif. Dalam doa bersama, nilai-nilai Katolik diterapkan secara nyata. "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, ..."  (1 Tes 5: 16-18).

Doa bersama adalah cara yang efektif untuk mendidik anak-anak dalam iman sejak dini. Melalui contoh yang diberikan oleh orang tua dan partisipasi aktif dalam doa, anak-anak belajar untuk memahami pentingnya hubungan dengan Tuhan dan komunitas iman mereka. Anak-anak yang terlibat dalam doa bersama cenderung mengembangkan kebiasaan berdoa yang kuat dan pemahaman yang mendalam tentang iman Katolik.

Panduan Praktis Memulai Kebiasaan Doa Bersama

Dalam rangka doa bersama keluarga Katolik, perlu dipertimbangkan panduan yang praktis, seperti menentukan waktu dan tempat yang tepat, menyusun format doa yang sesuai, melibatkan seluruh anggota keluarga.

Pilih waktu yang konsisten dan cocok, seperti sebelum makan malam atau sebelum tidur. Selain itu, siapkan ruang doa yang nyaman dan tenang, seperti sudut di ruang tamu atau kamar tidur, dengan elemen-elemen spiritual seperti salib, lilin, atau ikon.

Untuk menyusun format doa yang sesuai, misalnya menggabungkan doa tradisional seperti 'Bapa Kami', 'Salam Maria', dan 'Kemuliaan' dengan doa spontan untuk kekayaan dan dinamika. Tentukan format yang jelas untuk menjaga fokus dan memudahkan pelaksanaan doa. Misalnya, setelah doa tradisional, setiap anggota keluarga bisa mengucapkan doa spontan sesuai dengan kebutuhan atau rasa syukur mereka pada hari itu.

Untuk melibatkan seluruh anggota keluarga, bagilah peran dalam memimpin doa secara bergiliran. Libatkan anak-anak dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, seperti memimpin doa pembuka atau membaca perikop Kitab Suci. Melibatkan anak-anak dalam doa bersama bisa menjadi tantangan, tetapi juga memberikan kesempatan emas untuk pendidikan iman sejak dini.

Mengatasi Tantangan Menjaga Kebiasaan Doa Bersama

Pentingnya konsistensi dan komitmen, seperti menjaga rutinitas doa di tengah kesibukan. Jadwalkan doa dalam agenda keluarga, mulai dengan durasi singkat, fleksibilitas, mengatasi rasa bosan atau monoton, variasi dalam doa, libatkan semua anggota keluarga, integrasi dengan aktivitas lain.

Strategi menghadapi dan mengatasi penolakan atau ketidakantusiasan. Penolakan atau ketidakantusiasan dari anggota keluarga, terutama remaja atau anak-anak, adalah hal yang umum. Beberapa strategi untuk mengatasinya, antara lain komunikasi terbuka, pendekatan positif dan persuasif, menunjukkan teladan, membuat doa lebih menarik dan relevan bagi semua anggota keluarga, gabungan doa dengan aktivitas yang menyenangkan (seperti membaca cerita Kitab Suci secara bergantian, menonton film rohani), musik dan nyanyian yang dapat membuat doa lebih hidup dan menyenangkan, doa kreatif yang ditulis atau digambar oleh anak-anak.

Paparan di atas memperlihatkan bahwa kebiasaan doa bersama dalam keluarga Katolik memiliki manfaat yang sangat besar dan mendalam. Hal ini berarti doa pribadi tidaklah cukup. Dalam menghadapi tantangan hidup, doa bersama memberikan kekuatan dan penghiburan, memastikan bahwa keluarga tetap bersatu dalam iman dan kasih Tuhan. Dengan memahami berbagai manfaat yang diperoleh dari kebiasaan doa bersama, sangat penting bagi keluarga Katolik untuk memulai dan terus menghidupkan kebiasaan ini. Meskipun mungkin mengalami tantangan dalam menjaga konsistensi dan menghadapi penolakan, dengan komitmen dan kreativitas, doa bersama dapat menjadi rutinitas yang menyenangkan dan bermakna. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun