Kemampuan komunikatif mengacu pada kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai konteks. Hal ini mencakup pemahaman tentang konteks sosial dan budaya dalam penggunaan bahasa, kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.
Menurut Hymes (1972) dalam On Communicative Competence, kemampuan komunikatif tidak hanya mencakup penguasaan tata bahasa, tetapi juga pemahaman terhadap konteks komunikasi, seperti norma-norma sosial dan budaya yang memengaruhi penggunaan bahasa dalam interaksi sehari-hari.
Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa di Sekolah
Penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa, perlu memperhatikan kemampuan gramatikal dan komunikatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan keduanya secara simultan, tetapi dengan penekanan yang lebih besar pada kemampuan komunikatif. Pendekatan komunikatif mengutamakan penggunaan bahasa dalam konteks komunikatif yang nyata. Sebaliknya, kemampuan gramatikal tetap penting sebagai landasan untuk memahami dan mengaplikasikan bahasa dalam situasi komunikatif.
Pertama, penekanan pada kemampuan komunikatif. Pentingnya siswa untuk berkomunikasi secara efektif dalam situasi nyata. Hal ini mencakup kemampuan memahami dan menggunakan bahasa dalam konteks sosial dan budaya yang beragam.
Berdasarkan teori pembelajaran bahasa, penggunaan bahasa dalam situasi komunikatif yang bermakna, dapat mempercepat proses pembelajaran siswa dan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Ahmadian dan Tavakoli (2011) mengatakan, dalam pembelajaran bahasa, fokus pada komunikasi memungkinkan siswa mengembangkan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa, yang merupakan tujuan utama dari pendidikan bahasa.
Kedua, integrasi kemampuan gramatikal. Meskipun penekanan utama pada kemampuan komunikatif, kemampuan gramatikal tetap penting sebagai landasan untuk komunikasi yang efektif. Siswa perlu memahami struktur dan aturan gramatikal untuk menghasilkan kalimat yang sesuai secara gramatikal.
Integrasi kemampuan gramatikal dalam konteks komunikatif memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih alami dan bermakna. Mereka dapat memahami konsep tata bahasa melalui penggunaan praktis dalam situasi komunikatif.
Ketiga, contoh implementasi pendekatan komunikatif di sekolah. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru dapat menggunakan pendekatan komunikatif dengan memfasilitasi aktivitas berbicara berbasis tugas, yang melibatkan situasi komunikatif nyata. Misalnya, permainan peran atau diskusi kelompok tentang topik-topik yang relevan bagi siswa, bukan mengambil ilustrasi atau gambar dari luar yang dirasa asing.
Selama aktivitas, guru tetap mengintegrasikan aspek-aspek tata bahasa yang relevan, seperti penggunaan tense atau struktur kalimat yang tepat, dalam konteks penggunaan yang lebih bermakna. Dalam diskusi tentang pengalaman liburan, guru dapat membimbing siswa menggunakan waktu lampau dengan tepat ketika menceritakan pengalaman mereka, sambil memperhatikan aspek-aspek komunikatif, seperti intonasi dan ekspresi wajah.
Contoh lain implementasi pendekatan komunikatif ialah pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, dengan aktivitas 'Membuat Cerita Bersama'. Dalam kegiatan, guru menugasi siswa berkelompok untuk mengembangkan plot cerita dengan tema 'Petualangan di Pantai'. Siswa berdiskusi untuk menghasilkan ide-ide dan mengatur urutan peristiwa dalam cerita mereka.