Ilmu dan teknologi tidak hanya membawa kemajuan besar dalam banyak aspek kehidupan manusia, tetapi juga membawa dampak (negatif) yang serius. Oleh karena itu, diperlukan sikap yang bijaksana dalam mengelola dan mengarahkan pengembangan teknologi, serta mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat, lingkungan, dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan. Salah satu upaya ialah memahami moralitas yang memerankan keterlibatan dalam praktik-praktik etis, pengakuan terhadap implikasi sosial dan moral dari penelitian, serta tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan standar etis. Artikel ini membahas moralitas dalam ilmu pengetahuan, dan pelanggaran etika dalam konteks ilmu dan teknologi.
Kemajuan Ilmu dan Teknologi: Kesejahteraan dan Bencana bagi Manusia
Ilmu dan teknologi tidak hanya membawa manfaat yang besar (kesejahteraan), tetapi juga bencana bagi manusia. Beberapa alasan, antara lain sebagai berikut.
Pertama, penggunaan teknologi untuk menyebarkan hoax dan disinformasi, seperti yang sering terjadi di media sosial. Hal ini menimbulkan polarisasi masyarakat, ketidakstabilan politik, dan bahkan kekerasan.
Kedua, penggunaan bahan bakar fosil dalam industri dan transportasi menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, pemanasan global, perubahan iklim, dan dampak lingkungan lainnya yang merugikan, seperti pencemaran udara dan air.
Ketiga, penggunaan pestisida dan bahan kimia beracun dalam pertanian modern menyebabkan pencemaran tanah, air, dan makanan, serta berkontribusi terhadap peningkatan penyakit kronis, seperti kanker dan gangguan hormonal
Keempat, otomatisasi dalam industri telah menghasilkan peningkatan produktivitas, tetapi juga menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi banyak karyawan beserta keahlian mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kesenjangan ekonomi dan sosial.
Kelima, pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang tidak diatur dengan baik dapat membawa risiko keamanan dan privasi, serta mengancam kebebasan individu, jika digunakan untuk pengawasan yang tidak etis oleh pemerintah atau entitas swasta.
Keenam, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi modern, seperti internet dan perangkat pintar, telah menimbulkan masalah, misalnya kecanduan internet, isolasi sosial, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Etika, Moral, dan Tanggung Jawab Ilmuwan
Etika adalah cabang filsafat yang membahas apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah dalam perilaku manusia. Ia melibatkan penilaian terhadap tindakan manusia.
Moral merujuk pada standar-standar atau prinsip-prinsip yang digunakan untuk menilai tindakan manusia dalam konteks etika. Ia memandu individu dalam memilih tindakan yang dianggap baik atau benar.
Tanggung jawab ilmuwan adalah kewajiban etis yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk mengikuti standar etika dalam penelitian dan pengembangan ilmiah. Termasuk integritas dalam penelitian, publikasi hasil yang akurat, serta pertimbangan etis terhadap dampak sosial dan lingkungan penelitian mereka.
Tanggung jawab ini diperlukan untuk mencegah dampak negatif, dan memelihara kepercayaan publik. Ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan manfaat besar kepada masyarakat. Tetapi, ia juga menimbulkan dampak negatif, jika tidak ditangani dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab ilmuwan adalah untuk memastikan bahwa penelitian dan pengembangan dilakukan dengan mempertimbangkan implikasi etis dan sosialnya. Selain itu, tanggung jawab ini terkait dengan memelihara kepercayaan publik terhadap ilmu pengetahuan. Ketika publik percaya bahwa ilmuwan bertindak secara etis dan bertanggung jawab, kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dapat dipertahankan dan diperkuat.
Pelanggaran Etika dalam Ilmu dan Teknologi
Beberapa contoh pelanggaran etika, antara lain penipuan dan manipulasi data, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidakadilan pengakuan.
Salah satu pelanggaran etika yang paling serius dalam ilmu pengetahuan adalah penipuan dan manipulasi data. Hal ini mencakup pencurian ide, plagiat, dan pembuatan data palsu.
Penelitian yang melanggar hak asasi manusia, seperti eksperimen manusia tanpa persetujuan atau perlakuan tidak etis terhadap subjek penelitian, juga merupakan pelanggaran etika dalam ilmu pengetahuan.
Ketidakadilan dalam memberikan pengakuan kepada rekan ilmuwan atau kelompok yang berkontribusi dalam penelitian, dapat dianggap sebagai pelanggaran etika.
Berkaitan dengan pelanggaran etika dalam penerapan ilmu dan teknologi, perlu dikemukakan secara khusus masalah kejujuran dalam etika, penyalahgunaan data, dan masalah publikasi ilmiah.
Kejujuran dalam Etika
Kejujuran merupakan prinsip utama dalam etika yang menuntut individu untuk berbicara dan bertindak dengan benar tanpa menyembunyikan fakta atau mengubah kenyataan. Dalam ilmu dan teknologi, kejujuran (i) menjadi landasan integritas ilmiah; (ii) memastikan bahwa validitas hasil penelitian dan kepercayaan publik terhadap ilmu pengetahuan; dan (iii) mencegah penipuan, manipulasi, atau distorsi data. Selain itu, adanya taksonomi ketidak-jujuran, yaitu berbagai jenis pelanggaran etika yang terjadi dalam penerapan ilmu dan teknologi. Contohnya: (i) plagiat, yaitu mengambil ide, karya, atau data orang lain tanpa memberikan kredit yang layak; (ii) pencurian ide, yaitu menggunakan ide atau konsep orang lain tanpa izin atau pengakuan; (iii) manipulasi data, yaitu mengubah data penelitian untuk mendukung hipotesis atau tujuan tertentu; (iv) penulisan ganda, yaitu mengabaikan atau menyembunyikan kontribusi penulis yang sebenarnya dalam sebuah publikasi ilmiah.
Penyalahgunaan Data
Hal ini merujuk pada praktik-praktik tidak etis yang melibatkan penggunaan data secara tidak jujur atau manipulatif dalam penelitian ilmiah. Misalnya: (i) penggunaan data palsu atau manipulasi data untuk menciptakan hasil yang diinginkan; (ii) pemilihan data secara selektif yang mengabaikan informasi yang tidak mendukung hipotesis penelitian; dan (iii) pengubahan atau penyesuaian data tanpa pembenaran atau dokumentasi yang tepat.
Masalah dalam Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah menjadi tempat penting untuk berbagi pengetahuan dan hasil penelitian, namun sering menghadapi berbagai masalah etika. Misalnya: (i) penundaan publikasi, yang dilakukan dengan memanfaatkan hasil penelitian secara pribadi atau untuk mendapatkan keunggulan kompetitif; (ii) memublikasikan hasil yang tidak jujur atau tidak akurat untuk memperoleh pengakuan atau mendapatkan dana penelitian; dan (iii) pengabaian kontributor yaitu tidak memberikan pengakuan yang layak kepada kontributor yang berhak dalam publikasi ilmiah.
Solusi
Ilmu dan teknologi berdampak ganda terhadap manusia. Selain membawa manfaat yang besar, ia juga membawa dampak negatif yang serius. Penerapannya yang tidak bijaksana menyebabkan terjadi pelanggaran etis. Misalnya, penipuan dan manipulasi, pelanggaran HAM, dan ketidakadilan dalam pengakuan. Pelanggaran etis itu menyangkut masalah kejujuran, penyalahgunaan data, dan publikasi ilmiah. Solusi yang ditawarkan, adalah pemahaman yang mendalam tentang masalah kejujuran, penyalahgunaan data, dan masalah publikasi ilmiah. Dengan demikian, ilmuwan dapat menghindari pelanggaran etika dan memelihara integritas ilmu pengetahuan. Selain itu, para pengguna tidak menyalahgunakan ilmu dan teknologi untuk memperdaya atau merugikan orang lain. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H