Menurut Peter Singer (1975), implikasi utama etika, bahwa kita harus bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri dan memperhatikan dampaknya terhadap orang lain. Selanjutnya, implikasi etika dalam kehidupan sehari-hari adalah mengajar kita untuk selalu mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan orang lain dalam setiap keputusan yang kita buat (Karen Armstrong, 2010).
Dalai Lama XIV (2000) mengatakan, bahwa kita dapat mempraktikkan etika setiap hari dengan cara memperlakukan orang lain dengan hormat, berbicara dengan jujur, dan membuat keputusan yang baik untuk kebaikan bersama.
Sementara itu, Albert Schweitzer (1936) mengatakan, "Etika adalah pedoman untuk bertindak dengan integritas dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan kita, dari hubungan pribadi hingga karier profesional.
Kutipan-kutipan tadi menggarisbawahi betapa pentingnya penerapan nilai-nilai etika dalam tindakan sehari-hari, serta bagaimana hal itu memengaruhi karakter dan interaksi kita dengan orang lain. Implikasi etika dalam kehidupan sehari-hari, antara lain mengarahkan kita dalam membuat keputusan moral, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional dan sosal.
Etika membentuk hubungan yang lebih sehat dan bermakna dengan orang lain. Etika juga membantu kita memahami dan menghormati kebutuhan dan hak-hak orang lain, serta menciptakan lingkungan social yang lebih harmonis dan adil.
Dalam konteks berdemokrasi, etika sangat relevan karena memengaruhi bagaimana peserta pemilu, partai politik, dan masyarakat secara umum berperilaku dan membuat keputusan. Selain itu, etika memainkan peran penting dalam memastikan integritas proses pemilu, keadilan, dan menghormati hak-hak warga negara.
Bagi semua pihak yang terlibat dalam kehidupan demokrasi, perlulah mempertimbangkan nilai-nilai etika dalam tindakan dan keputusan mereka. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H