Mohon tunggu...
Agustinus Marjito
Agustinus Marjito Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang pendidik sekolah dasar dan memiliki kecintaan pada dunia pendidikan anak-anak.

Praktisi pendidikan Dasar di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di De Lasalle University Manila, Philipine dengan fokus Management Pendidikan dan kepemimpinan sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidik menolak menjadi "Lumpuh" di era Pandemi Covid-19

28 Januari 2022   08:26 Diperbarui: 2 Februari 2022   07:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana diam, tenang pada pertemuan staff dan guru setelah diumumkan bahwa mulai tanggal 15 Maret 2020 seluruh lembaga pendidikan mulai dari PG hingga perguruan tinggi harus ditutup. 

Seluruh stakeholder pendidikan mulai dari siswa, guru, dan orang tua siswa belum tahu persis apa yang mesti dilakukan sebab tidak ada persiapan sebelumnya. 

Pembelajaran harus dilaksanakan dengan moda daring apapun keadaan sekolah dan guru pada waktu itu. 

Saya masih ingat, ada kebingungan serta rasa tidak berdaya mengatasi keadaan tersebut sempat singgah dalam diri saya sebagai seorang guru dan pengelola sekolah, seraya berpikir apa yang harus dilakukan untuk tetap menjangkau anak-anak bangsa ini. 

Inilah sedikit suasana yang tergambar dalam peristiwa penutupan sekolah akibat pandemi virus corona-19 di tahun 2020 yang lalu.

Bagaimana pendidik tetap eksis di saat sulit dan berjuang sekuat tenaga untuk tetap menari di tengah kesulitan, mencari bentuk-bentuk pendidikan yang menjangkau anak-anak yang tercerai-berai tinggal di keluarga masing-masing. 

Bagaimana peranan seorang pendidik di era pandemi dan di era digital mengalami perubahan? Kualitas hidup seperti apa yang diperlukan agar seseorang mampu merespon situasi tak menentu dengan baik? 

Tulisan ini mengajak pembaca untuk merefleksikan kembali peristiwa yang telah terjadi dan memaknai situasi sulit selama pandemi covid-19 yang mendisrupsi hampir semua segi kehidupan, tak terkecuali pendidikan beserta kehidupan para gurunya. 

Menolak menjadi "lumpuh" di era pandemi

Di awal tulisan ini telah digambarkan suasana staf dan guru menghadapi kenyataan bahwa tak lagi bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka, yang sehari-hari menjadi panggung guru untuk menari dan menunjukkan eksistensi dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun