Pembelajaran terpusat pada guru di depan kelas. Pandemi covid-19 telah menguatkan peran guru, selain menjadi sumber informasi juga menjadi fasilitator pembelajaran yang siap membimbing anak-anak menjelahi dunia informasi yang melimpah di Internet.Â
Peran yang "baru" ini memerlukan penguatan terus menerus bagi guru di era digital sekarang ini. Para pendidik perlu merelakan "kekuasaannya" di ambil alih oleh siswa agar mereka menjadi pembelajar seumur hidup.Â
Guru harus memberikan keleluasaan dan membantu siswa untuk mencari dan mengkonstruksi pengalaman belajarnya.Â
Guru menciptakan suasana belajar yang mendorong para siswa untuk mengeksplorasi tema, mendorong siswa untuk melakukan pemecahan masalah yang kreatif atas keadaan yang dialami dalam situasi nyata kehidupannya. Agar dapat melaksanakan peran baru ini pendidik perlu terus menerus membuka diri dan memiliki sikap mau belajar hal-hal baru.
Growth mindset sebagai kekuatanÂ
Ahli Piskologi Amerika, Carol Dweck, menemukan dalam salah satu penelitiannya bahwa seseorang memiliki dua macam mindset atau pola pikir yaitu pola pikir tetap dan pola pikir tumbuh.
Pola pikir tumbuh memungkinkan seseorang untuk terus berkembang, tetap maju meskipun menghadapi tantangan dalam pekerjaannya.Â
Pola pikir bertumbuh sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menanggapi suatu situasi seperti situasi Covid-19 ini.Â
Orang dengan pola pikir bertumbuh selalu mencari potensi solusi tidak takut berbuat salah karena kesalahan adalah kesempatan untuk belajar.
Para pendidik di era digital dan khususnya di era pandemi covid-19 mesti mengembangkan pola pikir bertumbuh agar mampu menangani setiap tantangan dengan sikap positif. Selalu mencari cara-cara baru agar dapat melaksanakan tugas mendidik,meskipun tantangan besar menunggu di depan kita.Â
Pendidik menolak menjadi lumpuh dari semua tantangan yang dihadapi selama pandemi covid-19 dan terus menerus belajar hal-hal baru, menjadi pembelajar seumur hidup.