Mohon tunggu...
Agustinus Tamen
Agustinus Tamen Mohon Tunggu... Freelancer - Sekolah bisa tamat, tapi belajar tak pernah tamat.

Freelancer, Jurnalis & Editor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merefleksikan Pancasila bersama Aparatur Pemerintahan Sengah Temila, Tak Sengaja Jadi Ajang Reuni Guru-Murid

2 Oktober 2020   18:14 Diperbarui: 2 Oktober 2020   18:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Badan Sosialisasi MPR RI asal Kalbar Maria Goreti saat sosialisasi empat pilar bersama aparat pemerintah Kec. Sengah Temila, Kab. Landak. | dokpri

Pengalamannya sebagai reporter ketika menjadi jurnalis, banyak melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok Kalimantan Barat, bertemu dengan masyarakat dengan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Maria menemukan banyak masalah yang dihadapi masyarakat yang hanya bisa dibenahi jika terlibat langsung dalam pembuatan kebijakan. Hal inilah yang membulatkan tekadnya untuk terjun ke dunia politik praktis.

Di usianya yang masih terbilang belia saat itu, pada Pemilu tahun 2004, Maria mengikuti kontestasi pemilihan anggota DPD RI. Sejak saat itu, Maria semakin memantapkan langkahnya untuk menekuni dunia politik sebagai bentuk pengabdiannya kepada sesama, kepada bangsa dan negara, kepada daerah asalnya, dan kepada masyarakat Kalimantan Barat. 

Maria Goreti terpilih sebagai anggota DPD RI empat kali berturut-turut, yakni periode 2004-2009, periode 2009-2014, periode 2014-2019 dan periode 2019-2024. Meski usianya masih relatif muda, namun ia terbilang sebagai anggota senior pada lembaga DPD RI, sebab ia salah satu dari sedikit orang yang tetap bertahan dari sejak lembaga DPD RI ada hingga saat ini.

Kegiatan sosialisasi kali ini juga menghadirkan pembicara lokal Sabinus Matius Melano, seorang pegiat pembumian Pancasila di Kalimantan Barat. Melano memaparkan, kearifan lokal, local wisdom/local genius/local knowledge/kecerdasan local yang ada dalam agama, kepercayaan dan budaya atau adat istiadat di masyarakat Indonesia di Nusantara telah berproses dalam kehidupan turun-temurun hingga munculnya nilai-nilai luhur Nusantara, dan kemudian diformulasikan menjadi Pancasila.

"Nilai norma itu ada di setiap etnis dan budaya yang beraneka, beratus-ratus, beribu-ribu suku, diantaranya yaitu gotong-royong, musyawarah mufakat, keadilan atas sesama dan seluruh ciptaan -- mahluk dan alam -- ramah-tamah dan kekeluargaan, menghargai perbedaan, dan percaya kepada Sang Pencipta," kata mantan Presidium PMKRI Cab. Santo Thomas More Pontianak, 1986 silam ini.

Memang, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia telah dapat diterima sebagai filsafat dan dasar negara oleh seluruh rakyat Indonesia, karena: Pancasila bukan sesuatu nilai, norma atau sesuatu yang baru dari luar diri bangsa Indonesia. Ia sudah ada dan tetap tinggal ada dalam jiwa dan pola hidup sehari-hari.

Adanya kesadaran dalam seluruh rakyat Indonesia akan keberadaan diri bangsanya yang dalam satu kesatuan hidup berbangsa dan bernegara, dengan geopolitik yang terpencar pencar antara pulau-pulau, beribu ribu, dengan berbagai suku bangsa, etnis, kepercayaan, yang berbeda-beda. Adanya rasa persatuan sebangsa dan setanah air ini perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan keyakinan dan penghayatannya.

Adanya rasa bangga dan percaya diri karena memiliki ciri dan sifat kepribadian bangsa, atau identitas keberadaan bangsa yang unik dan membedakannya dari bangsa bangsa lain di dunia. Kearifan lokal sebagai nilai-nilai luhur yang mempersatukan, yang ada pada seluruh etnis masyarakat adat di Nusantara, diyakini, dijalankan dan dilestarikan dan yang sama senilai dalam seluruh kearifan masyarakat Indonesia. (TD, AT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun