Lembaga pendidikan saat ini berlomba-lomba menggunakan media sosial, teknologi terbarukan sebagai sarana untuk proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai aplikasi ataupun membuat aplikasi sendiri.Â
Pengalaman sebagai pendidik di lembaga pendidikan, mungkin dikatakan belum Semaju lembaga pendidikan di kota-kota besar atau lembaga pendidikan tetangga.Â
Namun saya bersyukur proses digitalisasi terus diusahakan dan selalu diperbaiki. Beberapa yang sudah diterapkan hanya sebagian yang bisa saya refleksikan di sini :
1. Proses penyimpanan dokumen tidak hanya dilakukan di perangkat keras saja namun sudah menggunakan penyimpanan yang disediakan pemerintah.
 2. Terkait dokumen maka tidak perlu lagi dengan mengumpulkan dalam bentuk print out namun sudah dalam bentuk digital. (Masihkah perlu kertas? Mungkin masih sebagai hard copy).
3. Media pembelajaran tidak hanya dari buku yang disediakan pemerintah atau referensi perpustakaan saja namun peserta didik bisa menambah pengetahuan melalui smartphone-nya.Â
4. Proses penilaian tidak hanya seperti jaman dulu yaitu menulis di kertas namun sudah berkembang dengan berbagai aplikasi yang tersedia atau menggunakan aplikasi sendiri (masih ada yang kontroversi dengan berbagai pertimbangan dan perbaikan-perbaikan).
5. Bentuk penugasan bisa secara individu maupun kelompok. Kelompok dengan memberikan penilaian proses pada saat kerjasama.
6. Berbagai model pembelajaran dapat diterapkan di lembaga pendidikan yang mempunyai berbagai sarana prasarana dan tentunya potensi dari para pendidik.Â
Salah satu contoh sehingga muncul refleksi kali ini adalah model pembelajaran inquiri. Menurut Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (educhannel.id, Edi Elisa) dan selanjutnya dikombinasikan dengan penugasan pembuatan kliping secara digital.Â