"Benar dugaanku." gumam Nurudin. "Tadi, mbak Selfi bilang dia baru belajar masak Nasi Goreng dari buku resep yang dibelinya. Katanya sih, Nasi goreng ini merupakan resep istimewa seperti Nasi Goreng ala Restoran di Kota."
"Lah, ternyata makanan uji coba toh?" timpal Mahmudin.
"Ya, maklum juga sih, mbak Selfi dan pak Wahyudi itu kan pengantin baru, jadi mungkin mbak Selfi baru belajar masak. Aku sering dengar ibu-ibu gosip di warung pak Lepi. Katanya, mba Selfi suka bagi-bagi makanan dengan resep barunya ke ibu-ibu." Jelas Nurudin. "Tapi, yang sering jadi topik omongan ibu-ibu, ya itu. Rasanya yang gak jelas. Atau mungkin saja rasa masakan mba Selfi gak sesuai dengan lidah orang-orang kita".
"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?" keluh Mahmudin.
"Aku sih, tak ingin dibilang memfitnah orang, Mud. Kalau kamu menilai setelah merasakan makanannya, kan penilaian itu dari pengalamanmu sendiri."
Tidak berapa lama, tiba-tiba mbak Selfi datang ke Pos Ronda sambil membawa lagi sepiring Nasi Goreng.
"Nah, benar dugaan saya, temannya mas Nurudin pasti sudah datang." kata mbak Selfi. "Ini mas, masih ada sepiring Nasi Goreng lagi dari saya. Khusus buat mas... Mas siapa Namanya?"
"Mahmudin." jawab Mahmudin, melongo.
"Iya. Ini buat mas Mahmudin." lanjut mbak Selfi. "Itung-itung buat ganjal perut mas. Rondanya kan masih lama."
"Eh, Anu ... Anu ..." Mahmudin berusaha mengeluarkan kata-kata, tapi tertahan.
"Anu kenapa Mud? Anu mu kenapa-kenapa?" ledek Nurudin, lalu tertawa melihat tingkah Mahmudin saat menerima Makanan dari Mbak Selfi.