Mohon tunggu...
wulanindri
wulanindri Mohon Tunggu... Administrasi - agustin

Pengangguran bahagia

Selanjutnya

Tutup

Money

Beternak Ayam Kampung

8 Januari 2022   10:59 Diperbarui: 8 Januari 2022   11:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Sunda biasa menamakan proses saat menetas dengan istilah megar. Atau malegar kerana biasanya telur menetas lebih dari satu. Anak-anak ayam yang baru megar selalu mengikuti kemana induknya pergi hingga berusia dewasa dan terlepas dari pantauan induknya. Hewan careuh atau musang seringkali menjadi hewan pengerat yang menggangu ayam yang sedang tumbuh membesar sementara ular menjadi hewan pengganggu yang biasanya memangsa anak-anak ayam. 

Setelah dewasa pada cuaca yang dingin seperti sedang musim hujan bulan Desember kadang ayam-ayam mati karena kedinginan. Peternak sering menamainya dengan istilah kena tooun. Jadi usahakan saat musim dingin anda memberi ayam-ayam anda minum air hangat dan menyiapkan kandang yang tidak membuat mereka terkena serangan udara dingin.

Selain ayam kampung para peternak skala rumahan seringkali memelihara ayam jenis lainnya. Ayam buras atau ayam boiler atau ayam negeri atau ayam berbulu putih yang mereka beli dari para peternak skala pabrik yang membuat kandang-kandang berukuran besar dengan pakan lipur yang sudah disediakan pada tempat-tempat yang digantungkan pada tali juga air minum dengan lantai yang dilapisi sekam padi. 

Beberapa kandang ayam putih dibuat hingga dua sampai tiga lantai beratap genting dan sampingnya dilapisi terpal biru dengan lampu-lampu yang berwarna kuning yang menghangatkan dan menerangi mereka saat malam suara berisik ayam terdengar setiap hari dan pada pagi hari kadang peternak memperdengarkan musik dangdut dikandang-kandang ayam mereka proses pembesaran ayam berjalan lebih cepat seimbang dengan minum dan pakan yang mereka konsumsi biasanya para peternak ayam ini tidak pernah membiarkan wadah air minum dan lipur dibiarkan kosong, mereka selalu sigap untuk segeea mengisi wadah yang sudah habis di minum dan di makan oleh ayam. 

Selain itu beberapa peternak skala rumahan ada juga yang berhasil menetaskan telur-telurnya dalam alat seperti oven yang memiliki kondisi hangat yang hampir sama seperti di erami induknya, ada juga yang membeli anak-anak ayam nya yang berwarna kuning dengan bulu yang halus yang setelah dewasa berganti dengan bulu berwarna putih. 

Beberapa peternak memeliharanya hingga berukuran besar doyot lebih dari tiga kilo. Ayam negeri sudah sangat umum dikonsumsi di pasar memiliki daging berwarna putih kemerahan sementara daging ayam kampung berwarna agak coklat atau kekuningan. 

Selain ayam putih ada juga peternak ayam kampung yang juga memelihara ayam petelur berbulu coklat dan dapat menghasilkan telur lebih sering dari ayam lainnya satu hari satu ayam dapat menghasilkan kurang lebih 10 telur. Ukuran telurnya pun lebih besar dari telur ayam kampung dengan warna yang kecoklatan sementara telur ayam kampung berwarna putih.

Selain itu ada juga yang memelihara ayam kalkun. Dengan ukuran telur yang lebih besar dibanding jenis ayam lainnya, di negara tertentu menjadi pelengkap saat hari raya sementara di Indonesia khusunya kota besar seperti Bandung sudah banyak olahan dari daging ayam kalkun ini, seperti ayam kalkun tanpa tulang yang siap makan. 

Selain itu di beberapa tempat ada juga yang mencampur ayam kampungnya dengan ayam kete, ayam berukuran kecil ini bisanya di jadikan ayam hias hampir sama dengan ayam rintit, ayam berbulu hiris dll beberapa ayam berukuran kecil memilki daging berwarna hitam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun