Berhubung rasa haus tak tertahankan, saya mengajak cari es teh. Setelah mencermati seantero alun alun dan tak melihat ada penjual es teh, kami putuskan cabut dari situ. Saatnya berjalan ke utara. Menuju pasar. Tak lupa berfoto dulu di depan Kantor Bupati Bantul.
Sesudah berjalan kaki sekian menit, kami pun tiba di bagian belakang Pasar Bantul. Setelah menyisir bagian belakang itu, kam masuk ke dalam pasar. Luas juga pasarnya. Namun, saya perhatikan cukup lengang. Entah karena tanggal 1 Januari atau sebab resesi? Hehe ...
Saya senang sekali ketika menemukan area jajanan. Tentu tak melewatkan kesempatan untuk beli-beli jajanan. Senyampang di pasar, sekalian saya berbelanja keperluan sarapan.
Saya membeli kue tradisional khas Bantul, yaitu adrem. Tak lupa mides dan mie pentil sambal tempe. Plus jenang dan krasikan.
Saya pun makin haus. Untunglah segera menemukan warung soto ayam. Untung pula segera datang pesanan es teh saya. Alhamdulillah.
Usai makan soto kami kembali menjelajah area Pasar Bantul. Sekalian mencari halte TransJogja sebab kami berencana pulang.
Ketika belum lama tiba di bagian depan, si jalur 15 datang. Kebetulan haltenya tepat persis di depan pasar. Spontan kami berlarian ke arah bus. Nyaris ketinggalan. Untungnya sopir melihat kami yang berlarian dan yang terpenting, mau menunggu.
Rupanya si jalur 15 sudah penuh. Kami tak memperoleh tempat duduk sehingga terpaksa berdiri sejak naik di Pasar Bantul hingga turun di Jalan K.H.A. Dahlan Kota Yogyakarta. Lumayan pegal, tetapi seru sekali. Kami tak jera untuk mengulanginya suatu hari nanti.
Salam.