Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Ketika Yogyakarta Dipenuhi Wisatawan, Apa yang Dilakukan Warganya?

28 Desember 2024   13:17 Diperbarui: 29 Desember 2024   11:12 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Jalan Malioboro di Yogyakarta. (Dok. Shutterstock/Jaya Tri Hartono)

Hari-hari belakangan ini Yogyakarta makin ramai. Biasalah. Rutinitas tahunan. Tiap kali tiba masa liburan memang begini. Mau libur Lebaran, libur sekolah, libur Natal dan tahun baru, sama ramainya.

Sesungguhnya tiap akhir pekan kota tempat tinggal saya itu juga ramai. Lebih ramai daripada hari-hari kerja. Namun, tingkat keramaian melonjak drastis saat memasuki aneka macam masa liburan.

Begitulah adanya. Karena berdomisili di kawasan Titik Nol Yogyakarta, saya sangat merasakan adanya kenaikan tingkat keramaian tersebut. Indikasinya jelas. Bus-bus raksasa hilir mudik di jalanan sehingga bikin saya takut menyeberang.

Tidak mengherankan jikalau kawasan tersebut mendapat julukan "neraka kemacetan tatkala liburan". Betapa tidak? Malioboro dan Titik Nol Yogyakarta masih menjadi magnet. Jadi, wisatawan masih relatif tumplek blek di situ.

Baiklah, baiklah. Selamat datang di Yogyakarta. Selamat menikmati apa pun yang ingin Anda nikmati di kota yang konon berhati nyaman ini.

Namun, pernahkah Anda mempertanyakan kondisi warga Yogyakarta tatkala kota mereka diserbu wisatawan? Bagaimana perasaan mereka selaku tuan rumah? Apa yang mereka lakukan selama hari-hari libur penuh kemacetan itu?

Baiklah. Walaupun kemungkinan besar Anda tidak peduli dan tidak ingin mempertanyakannya, melalui tulisan ini saya bersikeras untuk memberitahukannya.

Tangkap layar CCTV yang saya pantau melalui aplikasi JSS (Jogja Smart Service) (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Tangkap layar CCTV yang saya pantau melalui aplikasi JSS (Jogja Smart Service) (Dokumentasi Pribadi Agustina)

Begini. Ada 5 hal yang dilakukan orang Yogyakarta manakala wisatawan memenuhi kotanya.

PERTAMA, tetap bekerja dan malah lebih sibuk daripada biasanya.

Serius lebih sibuk? Iya, dong. 'Kan selalu ada orang-orang yang harus bekerja keras, justru ketika orang-orang lain liburan.

Itulah yang terjadi pada sebagian warga Yogyakarta. Mereka bekerja lebih keras tatkala musim liburan. Mengapa? Sebab mereka bekerja di sektor pariwisata. Mulai dari berjualan makanan dan minuman, aneka oleh-oleh khas Yogyakarta, parkir, persewaan kendaraan, hingga jasa perhotelan.

Bayangkan kalau mereka juga berlibur di saat musim liburan? Siapa yang akan melayani wisatawan? Lagi pula bagi mereka, makin sibuk makin senang sebab berarti duit yang diperoleh bakalan lebih banyak.

KEDUA, tetap bekerja dan menjadi korban kemacetan.

Bagaimana halnya dengan orang-orang Yogyakarta yang pekerjaannya tak terkait pariwisata? Selagi tidak cuti atau tempat kerja tidak libur, sudah pasti mereka tetap bekerja.

Tak ada yang berubah dengan aktivitas mereka. Namun, bila jarak antara rumah dan tempat kerja merupakan rute padat wisatawan, mereka jelas terdampak. Saat pulang kerja berpotensi terjebak kemacetan.

Alhasil, orang-orang dari kelompok kedua ini jadi kerap mengeluh tatkala berangkat atau pulang kerja. Mereka berharap liburan segera berlalu.

KETIGA, menjadi rajin memantau situasi kota melalui CCTV.

Biasanya golongan kedua juga termasuk ke dalam golongan ketiga ini. Tujuan mereka jelas. Hasil pantauan CCTV tersebut untuk menentukan pilihan jalan yang hendak mereka tempuh. Kiranya harus cari jalur alternatif mana agar lancar menuju/pulang dari tempat kerja?

Namun, ada pula orang-orang iseng seperti saya. Rajin memantau CCTV kota just for fun. Itung-itung untuk menguji kecanggihan aplikasi JSS (Jogja Smart Service). Terkhusus untuk mengetahui, ratusan CCTV yang dipasang di seantero kota menyala betulan atau tidak?

Sebuah kelakuan yang sedikit absurd, tetapi berfaedah. Bukankah demikian?

Tangkap layar aplikasi JSS (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Tangkap layar aplikasi JSS (Dokumentasi Pribadi Agustina)

KEEMPAT, mencemaskan volume sampah.

Kalau soal sampah, orang-orang Yogyakarta terkhusus yang berdomisili di wilayah kota, dijamin satu suara. Maksudnya satu suara mengakui bahwa sampah adalah masalah yang tak kunjung dituntaskan.

Buktinya telah beberapa kali overload gila-gilaan pasca liburan. Jadi kalau sekarang masih cemas juga akibat sampah liburan, itu wajar. Bagaimana tidak cemas? Di luar masa liburan saja masalah sampah sudah ada.

KELIMA, berlibur ke luar kota. Warga Yogyakarta juga butuh piknik. Sesekali butuh menikmati pesona kota atau daerah lain.

Nah! Menyemutnya wisatawan ke Yogyakarta adalah momentum tepat untuk keluar kota. Ketimbang tiap hari macet-macetan dan berpapasan dengan rombongan piknikers. Tentu sejauh destinasi pikniknya tidak sesama daerah tujuan wisata populer.
*
Itulah 5 hal yang dirasakan dan dilakukan oleh orang-orang Yogyakarta tatkala kota mereka diserbu wisatawan. Mungkin selain yang 5 itu masih ada yang lain. Nanti bisa ditambahkan kalau ada kesempatan.

Demikianlah adanya. Terlepas dari segala problema yang menerpa, pesona Yogyakarta rupanya memang belum hilang. Sejauh ini masih menjadi destinasi wisata favorit. Terima kasih atas kepercayaan Anda untuk berkunjung dan meramaikan liburan di kota tempat tinggal saya.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun