KEEMPAT, mencemaskan volume sampah.
Kalau soal sampah, orang-orang Yogyakarta terkhusus yang berdomisili di wilayah kota, dijamin satu suara. Maksudnya satu suara mengakui bahwa sampah adalah masalah yang tak kunjung dituntaskan.
Buktinya telah beberapa kali overload gila-gilaan pasca liburan. Jadi kalau sekarang masih cemas juga akibat sampah liburan, itu wajar. Bagaimana tidak cemas? Di luar masa liburan saja masalah sampah sudah ada.
KELIMA, berlibur ke luar kota. Warga Yogyakarta juga butuh piknik. Sesekali butuh menikmati pesona kota atau daerah lain.
Nah! Menyemutnya wisatawan ke Yogyakarta adalah momentum tepat untuk keluar kota. Ketimbang tiap hari macet-macetan dan berpapasan dengan rombongan piknikers. Tentu sejauh destinasi pikniknya tidak sesama daerah tujuan wisata populer.
*
Itulah 5 hal yang dirasakan dan dilakukan oleh orang-orang Yogyakarta tatkala kota mereka diserbu wisatawan. Mungkin selain yang 5 itu masih ada yang lain. Nanti bisa ditambahkan kalau ada kesempatan.
Demikianlah adanya. Terlepas dari segala problema yang menerpa, pesona Yogyakarta rupanya memang belum hilang. Sejauh ini masih menjadi destinasi wisata favorit. Terima kasih atas kepercayaan Anda untuk berkunjung dan meramaikan liburan di kota tempat tinggal saya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H