Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dalam Penyediaan Toilet Sekolah, Dahulu Pemerintah Kolonial Belanda Ternyata Sudah Oke

20 Desember 2024   10:59 Diperbarui: 20 Desember 2024   11:02 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian toilet sekolah di SMPN 6 Yogyakarta yang berstatus CB (Dokpri Agustina)

Ngomong-ngomong dalam hal ketersediaan toilet di sekolah, saya jadi teringat ketika berkunjung ke SMPN 6 Yogyakarta. Sama dengan sekolah anak saya, bangunan sekolah tersebut juga berstatus CB. Dahulu merupakan sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dan diperuntukkan bagi anak-anak priayi Jawa.

Walaupun tidak semenawan arsitektur sekolah yang dibangun untuk anak-anak Belanda, fasilitas di situ komplet dan manusiawi. Termasuk toilet sekolah yang berderet-deret. Pun, ada pembagian untuk toilet siswa perempuan dan siswa laki-laki.

Pembagian toilet sekolah di SMPN 6 Yogyakarta yang berstatus CB (Dokpri Agustina)
Pembagian toilet sekolah di SMPN 6 Yogyakarta yang berstatus CB (Dokpri Agustina)

Terlepas dari kerugian bangsa Indonesia dalam banyak bidang lain yang disebabkan oleh pemerintah kolonial Belanda, kita mesti mengakui bahwa peninggalan toilet sekolah di SMPN 6 Yogyakarta tergolong hal yang keren. Bisa diteladani hingga kini.

Faktanya, toilet sekolah adalah tolok ukur kualitas kebersihan sekolah secara keseluruhan. Bayangkan kalau satu sekolah dengan jumlah siswa ratusan cuma punya 2 toilet. Betapa kacau balaunya itu.

Selain potensi kumuhnya besar, para siswa bisa terjebak antrean mengular. Antrean itu pastilah bisa menyiksa siswa yang kebelet. Sekaligus memakan waktu belajar di kelas.

Saya perhatikan, sekarang slogan sekolah itu cetar membahana. Sekolah sehat, sekolah hebat, sekolah keren, sekolah Adiwiyata. Luar biasa 'kan? Namun bisa menjadi sekolah adiwiyata dari mana, kalau kenyataannya sekolah tidak memiliki toilet sehat dan layak?

Menurut Ki Hadjar Dewantara, sang Bapak Pendidikan Nasional, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diharapkan bisa menumbuhkembangkan karakter dan nilai-nilai kebaikan dalam diri peserta didik (siswa). Di sekolah itulah siswa digembleng untuk berproses menjadi versi terbaik dari dirinya.

Tentu penggemblengan tidak cuma dalam hal akademik, tetapi juga dalam hal yang berkaitan dengan keterampilan hidup. Yang  justru amat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk menjaga kebersihan dan kenyamanan toilet sekolah. Sepakat?

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun