Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menengok Jendela Penolong Pak Amien Rais dan Emperan Langgar Tempat "Kongkow" Kiai Dahlan

11 Desember 2024   06:52 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:11 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langgar adz-Dzakirin (Dokpri)

Ada apa dengan jendela dan Bapak Amien Rais? Ternyata ada pohon di antara keduanya. Dalam sebuah Kelas Heritage yang diselenggarakan Komunitas Malamuseum, saya memperoleh informasi menarik sekaligus lucu.

Begini. Bapak Amien Rais berasal dari Solo. Sewaktu menuntut ilmu di Yogyakarta, beliau indekos di Kauman. Di sebuah rumah mewah zaman itu. Kamarnya di lantai dua.

Bapak Amien Rais muda banyak aktivitas organisasi. Tak jarang pulangnya hingga larut malam. Sementara pintu tempat kos sudah dikunci. Beruntunglah beliau sebab di depan jendela kamarnya tumbuh sebatang pohon. Jadi kalau pulang telat, beliau memanjat pohon tersebut dan dilanjut dengan lompat ke jendela. Gokil juga ya, idenya.

Sayang sekali pohon bersejarah itu telah tiada. Mungkin tumbang sebab angin. Mungkin pula sengaja ditebang demi keamanan bangunan di sekitarnya. Kini yang ada pohon pepaya. Bentuk bangunan tempat kos Bapak Amien Rais pun telah mengalami perubahan. Bentuk jendela lama yang bersejarah pun telah diubah.

Lokasi pohon dan jendela yang dipanjat Bapak Amien Rais muda (Dokpri Agustina)
Lokasi pohon dan jendela yang dipanjat Bapak Amien Rais muda (Dokpri Agustina)

Dari warga lokal Kauman saya juga mendapatkan cerita menarik. Konon setelah tidak lagi tinggal di Kauman, sesekali Bapak Amien Rais blusukan di di situ. Bernostalgia sembari bagi-bagi uang jajan untuk anak-anak yang dijumpai.

Lalu, bagaimana halnya dengan emperan langgar tempat kongkow Kiai Haji Ahmad Dahlan? Langgar manakah yang dimaksud? Tak lain dan tak bukan, itulah Langgar adz-Dzakirin. Berikut ini penampakannya.

Langgar adz-Dzakirin (Dokpri)
Langgar adz-Dzakirin (Dokpri)

Doktor Munichy B. Edrees, salah satu cicit Kiai Haji Ahmad Dahlan, pernah bercerita dalam sebuah pengajian yang saya ikuti. Tatkala itu pengajian diselenggarakan di Langgar adz-Dzakirin. Beliau menceritakan bahwa Kiai Dahlan sering duduk-duduk bersama warga Kauman di undakan depan langgar (musala) tersebut.

Sudah pasti tak sekadar untuk nongkrong. Namun, Kiai Dahlan punya tujuan tertentu. Beliau sebetulnya berdakwah. Menyebarkan nilai-nilai Islam melalui obrolan santai. Cara tersebut ditempuh sebab menyesuaikan dengan kebiasaan warga setempat.

Doktor Munichy menuturkan bahwa di depan rumah-rumah di Kauman tempo doeloe selalu ada undakan-undakan. Itu bukan sekadar mode pada zamannya. Bukan pula untuk mempermudah akses masuk rumah. Undakan-undakan dibuat sebagai tempat kongkow. Untuk bersosialisasi dengan tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun