Terusterang saya terlambat menonton Descendants of the Sun. Tidak pada saat sedang booming. Bahkan, saya menontonnya ketika pernikahan Song Hye Kyo dengan Song Joong Ki (lawan mainnya dalam Descendants of the Sun) telah berakhir. Namun, bukankah lebih baik terlambat daripada tidak menonton sama sekali? KLife saya memang agak lain.
Rupanya setelah menonton beberapa K-Drama lain, hati ini tetap paling terpikat pada Descendants of the Sun. Mungkin karena faktor Song Hye Kyo. Atau, K-Drama yang saya tonton baru sedikit dan itu pun kualitasnya di bawah Descendants of the Sun.
Duh! Siapalah saya ini kok berani-beraninya bicara kualitas. Menontonnya saja telat. Maaf, maaf. Kiranya lebih elok kalau dikatakan bahwa Descendants of the Sun sukses bikin saya terpikat berat sebab faktor Song Hye Kyo.
Begitulah faktanya. Saya sudah mengenal Song Hye Kyo, sang pemeran utama Descendants of the Sun, jauh sebelum serial itu diproduksi. Keindahan matanya bahkan sempat menjadi pemantik kecemburuan saya. Yang sekaligus menyadarkan bahwa saya mulai jatuh hati kepada Oppa X.
Sebetulnya tidak ada yang salah kalau saya jatuh hati. Saya dan Oppa X sama-sama belum berpasangan. Akan tetapi, sejak awal menjadi tutornya saya bertekad profesional. Jangan sampai melibatkan hati karena ujungnya pasti, yaitu akan berpisah.
Realistis sajalah. Ada perbedaan budaya, pola pikir, dan terutama beda "server". Bakalan melehkan kalau memaksakan diri terhanyut dalam romansa cinlok serupa itu. Tahu sendirilah. Kalau sudah beda server, temboknya pasti tinggi dan kokoh. Sementara saya bukan tipe pejuang cinta. Â
Apa boleh buat? Korean Wave makes me remember my lovely Korean friend. Entah di mana dan bagaimana kabarnya sekarang. Mungkinkah ada yang bisa memperjumpakan kami lagi gara-gara tulisan ini? Telah lama sekali kami putus kontak. Namun, ingatan saya tentangnya mengabadi dalam sehelai danpung yang diberikannya sesaat sebelum dia terbang ke Seoul.
Jangan membayangkan yang aneh-aneh. Saya sangat ingin berjumpa dengannya lagi demi bisa mengatakan, "Kamu benar. Korea sekarang sudah berhasil menguasai dunia. Seperti katamu dulu."
Puluhan tahun silam Oppa X sesumbar begini. Di masa depan kebudayaan Korea akan menguasai dunia. Kami telah merencanakannya. Tatkala itu saya tertawa-tawa saja mendengarnya. Tidak berpikiran bahwa perkataannya serius.
Ternyata saya salah sangka. Perkataan Oppa X dulu itu serius. Bukan cuma gurauan. Hallyu atau Korean Wave yang melanda dunia bukanlah terjadi secara kebetulan sebab suatu momentum. Semua memang telah direncanakan detil di segala lini.
Hasilnya? Seperti yang kita lihat (nikmati) sekarang. Tak terbantahkan sama sekali kalau sekarang banyak orang dari pelbagai kalangan akrab dengan hal-hal berbau Korea. Sampai-sampai selera makan generasi muda pun terbentuk ke-Korea-Korea-an.