Warga Kauman pun jarang yang berada di luar rumah. Sebuah situasi yang amat mendukung misi Anda untuk mencari hening 'kan? Plus bikin leluasa untuk berpose apa saja di depan kamera. Tak perlu malu-malu sebab ditonton warga setempat. Namun, tetap bersikap sopanlah. CCTV ada di mana-mana.
Tenang, tenang. CCTV itu sesungguhnya bukan untuk mengawasi pengunjung Kampung Kauman. Tujuan utamanya untuk menjaga keamanan. Beberapa kali ada maling masuk kampung. Antara lain yang pernah diambil sepeda motor warga, yang pada umumnya cuma diparkir di sepanjang jalan kampung.
Jika dipikir-pikir memang wajar kalau maling hobi cari mangsa di Kauman. Suasananya relatif hening. Tak selalu ada warga yang ngejogrok di luar rumah. Yang paling asyik buat maling, mayoritas warga pergi ke masjid/musala ketika waktu salat tiba. It's time to nyolong!
Maling is maling. Tak peduli dengan fakta sejarah yang dimiliki Kampung Kauman. Ketenangan dan keheningan yang ada di situ malah dimanfaatkan dengan cara melenceng. Dianggap sebagai faktor pemulus proses pencurian. Ckckck!
Persoalan maling itu ironis, tetapi lucu. Blusukan ke Kauman alih-alih tercerahkan oleh keteladanan Kiai Haji Ahmad Dahlan, Sang Pencerah, eh malah melakukan perbuatan yang membuat suram perasaan orang. Dasar maling.
Namun, Anda tak perlu khawatir untuk menjelajari labirin Kauman. Warga setempat sudah terlatih mengasah radar, apakah yang datang wisatawan atau serigala berbulu domba. Dengan demikian, Anda bebas menikmati ketenangan yang ditawarkan kampung mereka. Semaksimal yang Anda mau.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H