Pengunjung tidak boleh memotret saat di dalam ruangan. Dokumentasi akan dilakukan oleh tim Gedung Agung. Namun, HP tetap boleh dibawa asalkan tidak dipakai untuk memotret atau membuat video.
Hal pertama yang kami lakukan di Gedung Agung adalah foto bersama. Bukan keinginan kami, melainkan arahan dari tim pemandu Gedung Agung. Setelahnya kami diajak untuk menengok Ruang Garuda, yaitu ruangan yang dipergunakan sebagai tempat menerima tamu-tamu kenegaraan. Ruang Garuda berada di antara Ruang Sudirman dan Ruang Diponegoro.
Ruang Sudirman yang di sebelah kanannya (yakni di sisi selatan) adalah ruangan untuk presiden. Terdiri atas ruang tamu, ruang kerja, dan ruangan pribadi.
Ruang Diponegoro yang berada di sebelah kiri (yakni di sisi utara) adalah ruangan untuk wakil presiden. Sama halnya dengan Ruang Sudirman, ruang ini terdiri atas ruang tamu, ruang kerja, dan ruangan pribadi.
Ruang Garuda terletak di tengah-tengah gedung utama. Sudah pasti menyimpan banyak catatan historis. Antara lain pernah menjadi saksi dilantiknya Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat dan Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia; pelantikan kabinet ketika pemerintahan RI pindah ke Yogyakarta.
Ada banyak tokoh dari luar negeri yang pernah bertamu di Gedung Agung. Pada era 70-an antara lain Ratu Elizabeth ll dari Inggris, Presiden Macapagal dari Pilipina, dan P. M. Sirimavo dari Srilanka. Lalu, pada era 80-an antara lain Sri Paus Paulus Yohanes ll dari Vatikan serta Pangeran Charles dan Putri Diana dari Inggris.
Selanjutnya pemandu mengajak kami ke gedung di bagian paling selatan. Yang dahulunya merupakan Kompleks Seni Sono dan terpisah dari Gedung Agung. Namun, sekarang menjadi museum berlantai dua dan terintegrasi dengan Gedung Agung.
Koleksi museumnya berupa foto-foto para Presiden R1. Mulai dari Presiden Soekarno hingga Presiden SBY. Mengapa tidak ada koleksi tentang Presiden Jokowi? Tentu saja tidak ada karena beliau sekarang masih menjabat sebagai Presiden RI. Kelak pasti ada.
Selain koleksi foto-foto para Presiden RI, ada koleksi guci antik dan benda antik lainnya. Pun, barang-barang unik yang merupakan cinderamata dari negara lain.
Yang paling menonjol dari museum ini adalah koleksi lukisan kerennya. Penyebabnya, Presiden Soekarno merupakan seorang pecinta lukisan yang sekaligus seorang kolektor.