"Maaf, Tante. Saya boleh minta tolong?"
Saya mengalihkan pandangan dari layar HP ke asal suara. Tiga anak muda tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapan saya. Mereka spontan menganggukkan kepala dengan sopan. Pun, kompak tersenyum.
"Eh? Minta tolong apakah?"
Salah satu dari mereka malah gantian bertanya, "Apakah Tante punya akun Instagram?"
"Punya."
Saya menjawab dengan perasaan bingung. Plus sedikit curiga. Maklumlah, ya. Itu pertanyaan yang tidak lazim dilontarkan kepada orang yang tak dikenal.
"Alhamdulillah. Kalau boleh, saya minta tolong DM-kan adik saya."
"Hmmm. Maksudnya gimana, nih? Aku harus DM adikmu? Kenapa? Untuk apa?"
"Eh, gini-gini. Maaf bikin bingung. Ceritanya begini. Saya dan teman-teman ini, juga adik perempuan saya, tadi naik kereta api dari Solo."
"O, dari Solo."
"Iya, Tante. Saya dan adik kuliah di Solo. Terus ini, teman-teman dari Bandung berkunjung. Ceritanya kami mau jalan-jalan di Jogja. Tadi naik kereta. Aturan turun Stasiun Tugu, tapi kami salah turun di Lempuyangan. Adik tetap kebawa sampai Stasiun Tugu. Ini tadi kami jalan kaki dari Lempuyangan.