Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilarang Menyentuh, Padahal Kami Butuh Memegang dan Merasakan Sensasinya

3 Agustus 2024   23:55 Diperbarui: 4 Agustus 2024   00:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heh? Saya terkejut mendengarnya. Makin terkejut manakala beliau melanjutkan, "Dari awal masuk kita dipaksa melihat, melihat lagi, dan melihat saja sampai capek. Hanya melihat."

Saya tersadarkan dengan  penjelasan tersebut. Weih! Benar juga.

"Dan orang museum punya semboyan yang khas, yaitu Jangan Sentuh. Sementara museum mestinya bisa mengaktifkan semua indra, " kata Mas Erwin.

Yeah! Apa boleh buat? Semua yang disampaikan Mas Erwin itu memang valid. Sejauh pengalaman saya keluar masuk museum, entah  sudah berapa kali tanda "Jangan Sentuh" yang INGIN saya langgar. Terlebih bila larangan tersebut melekat pada koleksi yang menggemaskan dan bikin penasaran. Haha!

Untung saja saya termasuk ke dalam golongan orang-orang patuh. Kalau sudah dilarang ya sudah. Tidak akan coba-coba melanggarnya. Cuma membayangkan, andai kata koleksi yang itu bisa dipegang dan diraba, tentu seru sekali.

O, ya. Pemikiran Mas Erwin tersebut disampaikan di acara Jumpa Sahabat Museum tanggal 3 Agustus 2024. Bertempat di Gedung Heritage BI Yogyakarta. Tentu Mas Erwin tidak sendiri. Ada 3 narasumber lainnya. Yang mungkin akan saya ceritakan esok hari.  

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun