"Enggak. Ini malah makin normal, yaitu tidak boleh mencuci baju. Kita nanti bergantian turun ke kota buat nyuci pakaian. Untunglah lokasi KKN kita bisa dijangkau dalam beberapa jam dari kampus. Memang kacau balau ini," kata Kak Iffa sambil geleng-geleng kepala.
"Yang terakhir, kita akan sama-sama mencari peluang untuk sesekali numpang mandi dan keramas di posko sub unit lain. Tentu kita mencari yang poskonya berlimpah air bersih. Terus, Pak Dusunnya baik hati. Ikhlas menyedekahkan airnya buat kita. Karena untuk keramas itu 'kan sulit, kalau jatah airnya seember tanggung."
"Iya, apalagi kalau kebetulan nuang samponya kebanyakan. Butuh air banyak buat membilas."
"Eh! Maaf, maaf. Ada yang terlewat belum kubacakan. Ini penting malahan. Berkaitan dengan wudu. Teman-teman diharapkan bisa menjaga wudu hingga tiba waktu salat berikutnya. Terutama dari salat Magrib ke Isya. Tujuannya tentu menghemat air."
Bang Kris spontan berkata, " Untung kita enggak harus menjaga wudu, Tok. Kalau gitu kita gangguin saja yang sedang menjaga wudu."
"Woilaaah. Rencana jahat iniii."
Akhirnya pembacaan kesepakatan dan urusan iuran buat beli air selesai. Kami bersiap menunaikan Salat Asar dan setelahnya berangkat menemui Pak Kades.
***
Pagi yang cerah. Hatiku riang. Perasaanku ringan tanpa beban. Kepalaku enteng karena semalam habis keramas sebersih-bersihnya. Pun, mandi total semaksimal mungkin. Alhamdulillah. Semalam berkesempatan numpang mandi di posko sub unit lain.
"Gus! Sudah siap?"
"Aku di luar, Kak Iffa. Siap berangkat sekarang juga."