Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Mengenal WACINWA (Wayang Kulit Cina Jawa)

14 November 2023   17:09 Diperbarui: 16 November 2023   08:54 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture Katalog Pameran Museum Sonobudoyo/Dokumentasi pribadi

Sepertinya apa pun tentang Wacinwa ditakdirkan sebagai limited edition. Masa eksistensinya sebentar. Kurang lebih selama 42 tahun saja. Terhitung sejak dirintis oleh Gan Thwan Sing pada tahun 1925, hingga tahun 1967 saat Gan Thwan Sing meninggal dunia.

Jumlahnya pun terbatas sekali. Hanya ada dua set Wacinwa di dunia. Satu set disimpan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Indonesia (dengan lakon Sie Jin Kwi Tjeng Tang). Satu set lainnya disimpan di Art Galery Yale University, Amerika Serikat (dengan lakon Sie Jin Kwi Tjeng See).

Capture Katalog Pameran Museum Sonobudoyo/Dokumentasi pribadi
Capture Katalog Pameran Museum Sonobudoyo/Dokumentasi pribadi
Bagaimana kronologinya sehingga dua set Wacinwa, yang masing-masing lakon sesungguhnya saling melengkapi, sampai terpisah jauh sekali? Begini. Semua bermula dari Oey See Toan, sang penyandang dana terwujudnya gagasan Wacinwa.

Sosok penting (selain Gan Thwan Sing) atas kelahiran Wacinwa itu menyerahkan dua set Wacinwa ke Chineesch Instituut Yogyakarta. Mungkin pertimbangannya, tatkala itu Wacinwa tidak lagi pernah dipentaskan sebab tak ada dalangnya. Daripada malah rusak atau tercecer ke mana-mana, lebih baik diserahkan kepada pihak yang tepat.

Dari Chineesch Instituut Yogyakarta itulah dua set Wacinwa menemukan takdir masing-masing. Yang satu set dibeli Java Instituut, yang di kemudian hari menjadi Museum Sonobudoyo. Jadi sampai sekarang, satu set Wacinwa yang ini tak pernah berganti pemilik lagi.

Sementara satu set lainnya pada awal tahun 1960-an dibeli oleh Dr. F. Seltmann. Dia adalah seorang ahli tentang Indonesia dari Universitas Tubingen, yang tatkala itu sedang berkunjung ke Yogyakarta.

Pada tahun 1995 ketika Dr. F. Seltmann telah meninggal dunia, set Wacinwa miliknya dibeli oleh Dr. Walter Angst. Sejak saat itu set Wacinwa tersebut disimpan di Uberlingen  (Bodensee, Jerman).

Selanjutnya setelah Dr. Walter Angst juga meninggal dunia, set Wacinwa miliknya disimpan di Art Galery Yale University, Amerika Serikat. Sampai sekarang.

Set Wacinwa yang berada di Museum Sonobudoyo berlakon Sie Jin Kwi Tjeng Tang. Terdiri atas 283 wayang dan 139 kepala wayang. Set Wacinwa yang berada di Art Galery Yale University berlakon Sie Jin Kwi Ceng See. Terdiri atas 345 wayang.

Perlu diketahui, ada keunikan pada Wacinwa koleksi Museum Sonobudoyo. Kepala tokoh wayangnya bisa diganti-ganti, baik diganti dengan kepala tokoh lainnya (asalkan ukuran sesuai) maupun diganti dengan kepala tokoh yang sama namun karakter/warna yang berbeda. Tentu keunikan itu dibuat bukan tanpa sebab dan tujuan. Adapun tujuannya menghasilkan efek,  yang dalam pertunjukan Wayang Jawa dikenal dengan wanda.

FOTO

Capture Katalog Pameran Museum Sonobudoyo/Dokumentasi pribadi
Capture Katalog Pameran Museum Sonobudoyo/Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun