Pi berarti kulit hewan. Ying berarti bayangan. Xi berarti teater. Jadi, Piyingxi adalah bayangan dari benda yang dibuat dari kulit. Sebuah teater yang menggunakan bayangan lentera, yang dalam bahasa Cina disebut Yingxi atau Dengyingxi.
Piyingxi amat populer, bahkan sempat mencapai masa keemasannya. Namun, sejak Cina menjadi Republik pada tahun 1911, Piyingxi diabaikan oleh pemerintah. Otomatis eksistensinya surut.
Piyingxi itulah yang di kemudian hari menjadi cikal bakal lahirnya Wacinwa di Yogyakarta, pada tahun 1925. Adapun kreator Wacinwa diketahui bernama Gan Thwan Sing, yang masa hidupnya antara tahun 1885-1967.
Informasi tentang tahun lahir dan kreator Wacinwa itu valid. Tercantum di wayang gunungannya, yang kini tersimpan di Art Galery Yale University, Amerika Serikat. Di gunungan tersebut tertulis "Dibuat oleh Gan Thwan Sing, 1925, Yogyakarta".
Siapakah Gan Thwan Sing? Dia adalah seorang Cina Peranakan yang jenius dalam bidang Seni Pedalangan Gaya Yogyakarta. Dia pun menguasai bahasa dan aksara Jawa. Berbekal ilmu yang mumpuni itu, dia kemudian memiliki gagasan untuk memadukan Wayang Kulit Cina dan Wayang Kulit Jawa. Menciptakan Wacinwa!
Gan Thwan Sing mengonsep gagasannya tentang Wacinwa secara utuh. Dimulai dari menulis beberapa buku lakon untuk Wacinwa. Adapun cara penulisannya mengikuti pola buku lakon Wayang Kulit Gaya Mataraman (Yogyakarta). Ditulisnya dalam bahasa dan aksara Jawa.
Dia kemudian membuat desain tokoh-tokoh dari tiap lakon. Yang nantinya akan dibuat wayang dua dimensi. Akan tetapi, Gan Thwan Sing tak bisa segera membuat wayang-wayang Wacinwa karena tak punya dana yang cukup.
Masalah tersebut teratasi ketika dia mendapatkan sponsor dari Oey See Toan, yaitu seorang saudagar kaya yang menggemari kesenian. Tak tanggung-tanggung, Oey See Toan bersedia membiayai segala sesuatunya hingga pertunjukan perdana Wacinwa terlaksana.
Atas dukungan dana tersebut, Gan Thwan Sing dapat menyiapkan dua ratusan tokoh Wacinwa. Sebagian besar dibuat dari kulit kerbau. Sebagian kecil dari kertas. Dibuat pula aneka perlengkapan lain yang menyerupai perlengkapan untuk Wayang Kulit Jawa. Di antaranya kotak, cempala, kepyak, kelir, dan blencong.
Pertunjukan perdana Wacinwa digelar setelah beberapa kali Gan Thwan Sing (sebagai dalang) melakukan latihan bersama niyaga dan pesinden. Pertunjukan perdana tersebut ditonton oleh masyarakat Cina dan Jawa, serta tokoh-tokoh pedalangan dan karawitan dari kalangan kraton.
Hasil tak mengkhianati proses. Persiapan serius dan matang yang dilakukan Gan Thwan Sing berbuah manis. Masyarakat Cina dan Jawa menyambut meriah. Para tokoh pedalangan dan karawitan menanggapi positif. Tidak ada yang menghujat. Bermula dari sinilah pertunjukan Wacinwa beranjak populer. Makin sering diminta tampil di mana-mana oleh berbagai kalangan.