Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun Indonesia dari Dasawisma Bersama Kader PKK

21 Oktober 2023   20:04 Diperbarui: 21 Oktober 2023   23:53 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggalakan TOGA dan kebun sayur keluarga yang dijalankan dasawisma/PKK, terbukti  amat membantu saat pandemi Covid-19 lalu. Bahkan relevan dengan isu hangat belakangan ini, yaitu isu mengenai ketahanan pangan yang dimulai dari pekarangan rumah.

"Eh? Kader PKK masih ada toh? Kukira sudah enggak musim."

Anda pernah mendengar seseorang berkomentar seperti itu? Atau, malah Anda sendiri pernah melontarkan komentar yang sama?

Atau di kesempatan lain, Anda ikut tertawa-tawa manakala mendengar "Mars PKK" dinyanyikan? Tentu bukan tertawa-tawa senang, melainkan tertawa-tawa yang bernada menertawakan.

Atau punya pengalaman seperti saya, dikomentari julid oleh seorang teman gara-gara dasawisma?

"Ngurus dasawisma aja sok sibuk. Kegiatannya cuma arisan 'kan? Enggak penting banget."

Tatkala itu saya terperangah mendengar perkataan tersebut. Merasa kaget campur kesal. Kaget karena tak menyangka kalau respons lawan bicara saya sampai sebegitunya.

Saya tak habis pikir. Kalau merunut obrolan-obrolan kami di berbagai kesempatan, tampaknya dia juga aktif ikut pertemuan PKK di perumahan tempatnya tinggal. Jadi, saya heran karena dia menganggap kegiatan dasawisma cuma arisan.

Adapun rasa kesal saya timbul sebab dianggap sok sibuk. Sementara sebelumnya saya cuma bilang, "Maaf, ya. Aku tak bisa ikutan ngumpul-ngumpul Minggu sore nanti."

Saat ditanya alasannya, barulah saya jawab kalau ada pertemuan dasawisma. Dengan nada dan ekspresi biasa saja. Alih-alih bersikap sok sibuk. Saya justru menyesali jadwal yang tabrakan, yang kebetulannya kok ya saat ketua dan bendahara dasawisma berhalangan hadir.

Jadi sebagai sekretaris, saya diputuskan memimpin pertemuan. Saya pun menyanggupi karena keputusan diambil sebelum ada undangan dari komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun