Proses pemantauan hingga sukses memperoleh tiket buat nonton saja sudah mengesankan. Tak pernah sebelumnya segigih itu perjuangan saya untuk nonton film.
Adapun pemantik kegigihan saya terdiri atas dua faktor.
PERTAMA, pemutaran perdana Paranoia dihadiri para pemerannya termasuk Nicholas Saputra, yang sudah lama ingin saya lihat secara langsung. Sejak dia membintangi AADC 1 (2002).
Â
Tatkala itu dia masih remaja dan saya belum memiliki anak. Bayangkan. Betapa lama saya menunggu kesempatan untuk bertatapan mata sebentar dengannya.
Siapa yang menyangka kalau pada akhirnya saya bisa bercakap-cakap dengan Nicho? Ketika dia telah menjadi om-om dan saya memiliki anak berusia remaja, yakni usia yang sama dengan saat dia membintangi AADC 1?
Memang benar-benar mengesankan. Bonusnya banyak pula. Selain Nicho, saya bisa berjumpa dengan Nirina serta Mira Lesmana dan Riri Riza. Plus para sahabat Nicho yang merupakan pekerja seni Yogyakarta.
KEDUA, saya ingin menjadi bagian dari gerakan #KembaliKeBioskop setelah dua tahun bioskop tutup total akibat pandemi Covid-19. Rasanya sungguh luar biasa dapat ikut mereguk euforia kembali nonton di bioskop. Terlebih bersama Nicholas Saputra.
Saya kian merasa beruntung sebab menerima doorprize berupa masker Paranoia. Lumayan. Minimal bisa kembaran masker dengan Nicho. Maskernya keren pula. Sekeren dia ...
Saya pun senang sekali karena melalui gerakan #KembaliKeBioskop bisa menuntaskan rindu pada aroma popcorn yang khas di Bioskop 21. Dua tahun lho, saya kehilangan aroma popcorn Bioskop 21. Haha!
Demikian itulah kisah nostalgia saya terkait momen berkesan dan momen nonton pertama dengan layar lebar. Apakah Anda punya kisah yang tak kalah seru? Yuk, segera dituliskan. Bisa sekalian diikutkan Lomba Blog Komik juga, lho.