Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan dari Event Online "[Crowd Meetup] Memulai Hasilkan Uang Secara Online"

26 Juni 2023   17:31 Diperbarui: 26 Juni 2023   17:32 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture Layar Zoom (Dok-SOV Crowd)

Jumat siang jelang sore, 23 Juni 2023, menjadi hari bersejarah saya. Mengapa? Sebab pada saat itu saya baru paham sepenuhnya tentang SOV Crowd, yang dua tiga tahun belakangan menjadi salah satu jalan bagi saya untuk hasilkan uang secara online.

Wah! Sama sekali tak terasa kalau ternyata saya telah seakrab itu dengan SOV Crowd. Sejak masa pandemi Covid-19 hingga kini memasuki masa endeminya.

Saya memang termasuk anggota generasi awal. Sejak SOV Crowd masih memanfaatkan Whattsapp untuk berkomunikasi dan mengoordinasikan pekerjaan, hingga akhirnya kini bermigrasi ke Telegram.

Kenal SOV Crowd dari Mana dan Sejak Kapan?

Saya kurang begitu ingat alur perkenalan dengan SOV Crowd. Yang jelas dari Kompasiana. Namun, entah dari WAG K+ 250 atau KJog atau malah dari keduanya.

Tatkala itu tahun 2020, masih di tengah kepungan pandemi Covid-19. Masih PPKM. Masih kencang ditegakkan tagar #stayathome #dirumahsaja #PJJ #belajardarirumah #WfH #bekerjadarirumah dan aneka tagar lain yang serupa.

Orang-orang pun cenderung kerap nongkrong di dunia maya. Alasannya jelas, yaitu mesti melakukan banyak hal secara daring. Saya termasuk ke dalam golongan orang-orang tersebut.

Alhasil, saya menjadi punya lebih banyak waktu untuk meneliti isi WAG-WAG yang saya tergabung di dalamnya. Dalam kondisi demikian sudah pasti saya amat responsif terhadap informasi-informasi terkini yang dibagikan di situ. Termasuk tawaran untuk menjadi member SOV Crowd.

Tanpa berpikir rumit, saya isikanlah data untuk bergabung. Lalu, saya masuk ke salah satu WAG-nya dan mulai melihat adanya tawaran-tawaran to make money. Alhamdulillah pertama kali mendaftar saya bisa langsung lolos. Waktu itu tugasnya menyimak acara via Zoom.

Sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Berkesempatan menambah wawasan, menambah jam terbang main Zoom (jangan lupa, tatkala itu aktivitas Zoom Meeting masih merupakan sesuatu yang baru), dan diberi honor.

Syarat dan Kriteria

Apa syarat menjadi member SOV Crowd? Berdasarkan pengalaman pribadi, saya berani mengatakan bahwa syarat menjadi member SOV Crowd sangat mudah. Cuma mengisi data di tautan yang dibagikan.

Yang penting punya akun Kompasiana dan akun medsos aktif. Akun medsosnya minimal FaceBook, Twitter, dan Instagram. Mengapa mesti aktif bermedsos? Sebab tanpa memiliki akun medsos aktif, tidak bakalan bisa mengisi data secara komplet.

Di samping itu, persiapkan pula akun GoPay. Haruskah GoPay? Iya. Sebab sejauh ini, fee selalu dikirimkan melalui e-wallet GoPay.

Yang butuh perjuangan adalah syarat untuk bisa mendapatkan job yang ditawarkan. Seluruh tawaran job memang bersifat terbuka. Siapa saja boleh mendaftarkan diri untuk ikutan diseleksi.

Akan tetapi, ada syarat dan kriteria yang mesti dipenuhi terlebih dulu. Tidak bisa asal mendaftar. Tidak otomatis pula tiap member SOV Crowd mampu memenuhi syarat dan kriteria yang dibutuhkan.

Misalnya ada ajakan campaign di Twitter dari sebuah brand. Di situ bakalan disampaikan syarat dan kriteria yang dibutuhkan. Minimal follower Twitternya berapa, terakhir bikin cuitan kapan? Dan sebagainya. Sekaligus juga diinformasikan besaran fee yang akan diberikan.

Setelah mendaftar pun tidak serta-merta lolos. Ada seleksinya.Syarat dan kriteria itulah yang menjadi dasar terpilih atau tidaknya kita dalam campaign yang ditawarkan.

Makin spesifik syarat dan kriteria yang diminta, makin banyak detil tugas yang dilakukan member SOV Crowd terpilih, pastilah makin butuh perjuangan. Namun, hal itu sebanding dengan jumlah fee yang akan diberikan.

Bolehlah dikatakan bahwa makin ribet tugas dan tanggung jawabnya, bakalan makin besar honornya. Proporsional.

O, ya. Kalau sekarang malah tidak perlu mendaftar sebagai member SOV Crowd terlebih dulu. Kita bisa langsung gabung ke Telegramnya. Kalau ada tawaran job bisa langsung ikutan asalkan memenuhi syarat dan kriteria.

Pada saat isi data untuk seleksi tawaran job itulah akan muncul pertanyaan, apakah kita sudah isi data sebagai member SOV Crowd atau belum. Kalau sudah, abaikan. Kalau belum, segera isilah.

Capture Layar Zoom (Dok-SOV Crowd)
Capture Layar Zoom (Dok-SOV Crowd)
Jadi, Apa Itu SOV Crowd?

Event Online "[Crowd Meetup] Memulai Hasilkan Uang Secara Online" tempo hari menampilkan tiga narasumber. Ketiganya adalah Mas Kevin Anandika L. (Community & Event Spi), Mas Dede Ruslan (Member SOV Crowd), dan Mbak Natara (Member SOV Crowd). Adapun pembawa acaranya Mas Muhammad Syifa Syarofi yang biasa dipanggil Mas Musyi.

Saya serius menyimak acara tersebut. Senyampang ada kesempatan untuk berkenalan intensif dengan SOV Crowd. Masak iya sih, telah mendapatkan banyak manfaat darinya kok tetap tidak paham tentangnya?

Syukurlah. Dari penjelasan Mas Kevin saya akhirnya tahu bahwa SOV Crowd merupakan sublini bisnis di Kompasiana yang mempertemukan micro influencer dengan brand.

Adapun SOV-nya singkatan dari Share Of Voices. Sementara Crowd berarti orang-orang yang terus mendukung dan bergabung dalam program-program yang diselenggarakan oleh SOV Crowd.

Selepas mendengar penjelasan Mas Kevin saya tepuk jidat. Ada suatu kesadaran yang melintas di benak. Gumam saya pelan, "Rupanya selama ini saya telah menjadi seorang micro influencer!"

Siapa yang menyangka? Bermula dari blogger, lalu menjadi Kompasianer, dan kini menjadi micro influencer. Suatu cara make money  yang tak pernah ada dalam daftar impian para remaja zadoel macam saya.

SOV Crowd Menjadikan Saya Warganet yang Aktif, Positif, dan Produktif

Semua penjelasan Mas Kevin membuat saya tidak lagi buta lagi tentang SOV Crowd. Terlebih sebelum mendengar penjelasan tersebut, saya justru telah menjadi pelaku. Sudah mengalami dan mempraktikkan apa-apa yang beliau sampaikan.

Alhasil, tiap perkataan beliau mudah saya cerna. Bagaimanapun saya 'kan telah punya bayangan nyata. Kondisi demikian pastilah berbeda dengan peserta lain yang belum akrab dengan SOV Crowd.

Mbak Natara, salah satu narasumber yang tampil, ternyata sama dengan saya. Sama-sama member SOV Crowd dari generasi awal. Bedanya, Mbak Natara lebih muda dan lebih berkualitas.

Idem ditto dengan Mas Dede Ruslan. Narasumber yang satu ini juga merupakan member SOV Crowd. Tampaknya beliau gabung lebih belakangan. Namun, teteeeup. Beliau pun lebih muda dan lebih berkualitas daripada saya.

Dari Mbak Natara dan Mas Dede Ruslan itu kami, para peserta event Online [Crowd Meetup] tempo hari, mendapatkan banyak masukan berharga untuk memelihara akun medsos. Di antaranya:

- rutin dan konsisten menayangkan konten positif di akun medsos yang kita punya

- selalu memperbaiki mutu konten yang kita bikin

- selalu memberikan respons terhadap komentar-komentar yang ada di postingan kita (berinteraksi secara baik dengan follower kita)

- membuat koleksi (stok) footage

Mungkin Anda, terutama yang sama zadoelnya dengan saya, merasa rumit dengan masukan-masukan tersebut. Mungkin belum-belum sudah berkomentar, "Kok jadinya main gadget terus?"

Hmm. Main? Siapa bilang itu main? Itu semua bukan main-main, melainkan sikap profesional sebagai seorang kreator konten, seorang micro influencer. Itu berarti kita sedang menginvestasikan waktu agar diri kita menjadi lebih keren.

Percayalah. Dengan menjalankan semua masukan tersebut, Anda tetap bisa memiliki waktu memadai di dunia nyata. Tentu asalkan manajemen waktu Anda baik. Kuncinya 'kan ini. Bukankah tiap orang punya jatah waktu yang sama, yaitu 24 jam per harinya?

Anda tentu masih ingat penjelasan saya di awal tadi. Terkait adanya syarat dan kriteria tertentu agar bisa terpilih untuk ikutan dalam campaign yang ditawarkan. Yang salah satunya memenuhi syarat minimal jumlah follower.

Nah! Masukan-masukan dari Mbak Natara dan Mas Dede Ruslan itu ujungnya bisa meningkatkan jumlah follower. Siapa yamg tidak rela mengikuti dan menunggu tiap postingan kita, jika postingan-postingan yang kita unggah selalu keren?

Kian besar jumlah follower berarti kian terbuka kesempatan untuk mendaftar tawaran-tawaran job dari SOV Crowd. Kian berpotensi sebagai member SOV Crowd yang terpilih untuk ikutan campaign suatu brand. Hal itu dapat menjadi portopolio kita.

Sedikit banyak saya telah mempraktikkan masukan-masukan tersebut. Tentu mula-mula karena terpantik oleh semangat untuk dapat memenuhi syarat dan kriteria tawaran-tawaran job dari SOV Crowd.

Memang mempraktikkannya belum maksimal sih, tetapi sudah memulainya. Terbukti beberapa waktu belakangan saya lebih serius mengelola blog, menulis di Kompasiana, dan akun-akun medsos yang saya miliki. Bahkan, saya berani bikin akun TikTok segala.

Perlu diketahui, sebelum bikin akun TikTok saya sampai ikut pelatihan khusus secara daring. Kebetulan salah satu komunitas blogger yang saya ikuti menyelenggarakannya.

Hasilnya? Lumayan baguslah. Paling tidak saya pernah terangkut SOV Crowd untuk campaign sebuah brand di TikTok. Siapa yang menyangka saya bisa saingan eksis di TikTok dengan anak?

Pendek kata, SOV Crowd telah membuat saya berpikiran terbuka. Tidak gampang mendiskreditkan satu jenis medsos dengan jenis lainnya. Karena faktanya, memang tak ada yang perlu didiskreditkan.

Lagi pula, mana mungkin saya menghindari jenis medsos tertentu? Sementara SOV Crowd memanfaatkan semuanya. Mulai dari FaceBook, web/blog, hingga TikTok.

Capture Layar Zoom (Dok-SOV Crowd)
Capture Layar Zoom (Dok-SOV Crowd)

O, ya. Dari penuturan Mas Kevin saya pun baru tahu kalau SOV Crowd menerapkan sistem black list terhadap anggotanya. Lalu, apa penyebab  seorang member SOV Crowd terkena black list? Berikut ini penjelasannya.

-  Tidak mengerjakan tugas, padahal sudah keterima suatu job

- Mengerjakan tugas, tetapi tidak sesuai dengan brief yang diberikan

- Mengerjakan tugas, tetapi telat

- Setelah bertugas lalai tidak mengisi link report

Dengan demikian, wahai para member SOV Crowd, bila Anda merasa tak pernah lagi lolos suatu tawaran job, cobalah ingat-ingat lagi. Selama ini pernah melakukan hal-hal yang termasuk penyebab black list atau tidak?

Penutup

Begitulah adanya. Sekarang saya menjadi lebih antusias bermedsos sebab punya tujuan tertentu dengan melakukannya. Tak terbatas demi tujuan lolos ikutan job yang ditawarkan SOV Crowd, tetapi demi menebar manfaat positif juga.

Terkhusus kepada Anda sekalian yang tempo hari ikut event online "[Crowd Meetup] Memulai Hasilkan Uang Secara Online", tetapi belum menjadi member SOV Crowd, segera gabung yuk! Tak perlu lagi mencemaskan apakah Anda good looking atau tidak.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun