"Tarawih, dong. Ramadan-ramadan kok enggak Tarawih. Aneh." Kata Indah dengan nada gemas. Dia menatap tajam Nita.
"Maksudku, Tarawih di masjid atau enggak? Aku ragu-ragu," ujar Nita.
"Astaghfirullah. Mau shalat lho, kok pakai ragu-ragu? Gimana, sih?!" Sambar Indah.
"Aku bimbang  In." Nita berkata dengan nada sendu. Raut mukanya memancarkan keruwetan tertentu.
Indah yang makin habis kesabaran seketika merespons, "Nitaaa, Nitaaa. Mau Tarawih kok galau enggak jelas begitu?"
Nita terdiam memandanginya.
"Sudah, sudah. Yuk, Shaa. Kita siap-siap. Wudu. Sebentar lagi azan Isya." Indah mengajak Shaa bersiap-siap ke masjid. "Kamu juga segera bersiap, Nit. Kalau mau Tarawih juga."
"Eh?Jangan-jangan kamu kurang semangat gara-gara PHC, Nit?" Celetuk Shaa tak disangka-sangka.
"PHC? Apa itu?" Tanya Indah.
"Putus Hubungan Cinta."
Seketika Nita terkesiap mendengar celetukan Shaa.