Iya. Konsep paseduluran (persaudaraan) itu memang nyata adanya. Selamanya akan bersaudara walaupun tak selalu berada dalam satu ruang dan waktu. Hendak jemparingan di mana pun akan diterima sebab semua terikat dalam satu paseduluran, yaitu Paseduluran Jemparingan Langenastro.
Kiranya itulah jawaban atas pertanyaan, "Katanya event KJog latihan jemparingan bersama Langenastro? Kok pelaksanaannya di Sasana Jemparingan Wisanggeni yang berlokasi di Bantul?"
Watak-watak Ksatria yang Menjadi Dasar Jemparingan
Terusterang saja, dalam event KJog tempo hari saya cuma hadir. Tidak ikut latihan panahan (jemparingan). Mengapa? Karena pikiran saya sedang agak ambyar sehingga susah berkonsentrasi.
Sementara salah satu watak ksatria yang menjadi dasar jemparingan adalah NYAWIJI. Berkonsentrasi!
Saya tahu dirilah. Ketimbang memaksakan diri ikut praktik menjemparing dalam kondisi kemrungsung, kurang fokus, malah berpotensi merepotkan saudara-saudara saya dari Paseduluran Jemparingan Langenastro.
Saya yakin mereka pasti sudah terbiasa bersabar. Bukankah pada dasarnya seni jemparingan merupakan seni olah raga dan olah rasa? Termasuk rasa untuk bersabar tentunya. Hanya saja, saya sungkan kalau bikin kesal orang.
Lagi pula, tatkala itu semangat dan rasa percaya diri saya pun sedang agak goyah. Entah apa penyebabnya. Jadi, memang lebih baik menjadi pengamat dulu sajalah.
Baik. Sekarang mari membahas 4 watak ksatria yang menjadi dasar jemparingan. Sebagaimana saya sebutkan di atas, yang pertama adalah NYAWIJI
Nyawiji berarti memusatkan pikiran pada satu (wiji). Dengan kata lain, berkonsentrasi. Jika sedang jemparingan, wajib hukumnya untuk berkonsentrasi penuh. Bukan setengah-setengah.
Selanjutnya, watak SENGGUH dan GREGET. Sengguh berarti rasa percaya diri. Memanah itu mesti dilandasi rasa percaya diri. Adapun greget berarti semangat. Memanah juga mesti dilakukan dengan bersemangat. Penuh motivasi.