Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Sudah 2023, Apa Kabar Gerakan Zero Sampah Anorganik di Kota Yogyakarta?

9 Januari 2023   23:55 Diperbarui: 9 Januari 2023   23:57 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anorganik, Nek."

"Oiya, anorganik. Botol, kardus, kertas, itu anorganik. Benar, ya?"

"Iya."

O la la! Ternyata beliau sungguhan masih bingung dalam memahami istilah sampah organik dan sampah anorganik. Sementara selain kedua istilah tersebut, masih ada istilah sampah residu dan sampah B3.

Ya sudah. Akhirnya pagi itu saya sedikit melakukan sosialisasi perihal pilah sampah sebagai prolog beli kopi sachet di toko beliau. Tentu semaksimal kemampuan saya dan melalui narasi yang mudah dipahami si nenek. 

Sebenarnya pun apa yang saya jelaskan adalah hasil memahami poster yang disebarluaskan instansi terkait. Yang dibagikan oleh Mas X di WAG RW kami. Kebetulan Mas X sang penggerobak sampah adalah salah satu warga di RW kami juga.

Dari informasi dan poster yang dibagikan Mas X itulah saya pertama kali tahu perihal aturan nol sampah anorganik. Malah bukan dari pengurus RW. Mungkin kewenangan perihal dunia persampahan sudah diserahkan sepenuhnya kepada Mas X. 

Hanya saja, Mas X tidak memberikan juknisnya. Ia sekadar menuliskan bahwa mulai Januari 2023 tak boleh lagi membuang sampah anorganik dan membagikan poster. Saya kira setelahnya pihak RW akan mengadakan pertemuan warga untuk informasi lebih detilnya. Ternyata tidak.

Beberapa hari kemudian ada warga yang bertanya-tanya di WAG. Lalu, salah satu pengurus RW memberikan penjelasan. Disertai pula dengan poster yang narasinya lebih detil. 

Makin dekat ke akhir tahun, jumlah pertanyaan makin bertambah. Pengurus RW yang menjawab juga bertambah dua orang. Syukurlah. Itu sudah cukup memberikan pemahaman bagi saya. 

Nenek pemilik toko, walaupun satu RW dengan saya, pastilah tidak membacanya. Kalau cucunya mungkin malah membaca sekilas. Yang menjadi anggota WAG RW 'kan cucunya itu. Sementara sang cucu hanya menginformasikannya kalau mulai Januari 2023 tidak boleh lagi buang sampah. Apa boleh buat? Akibatnya informasi penting tersebut tak tersampaikan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun