Jadi, pada saat pelaksanaan ICD 2017 saya bagaikan rusa masuk kampung. Sedikit celingak-celinguk meskipun tetap berusaha menegakkan wibawa sebagai penjaga stan. Hahaha!
Tahu Kompasiana dari Siapa?
Kalau ditanya, "Tahu Kompasiana dari mana? Dari siapa?" Saya akan menjawab dengan mantap, "Dari Mbak Vika."
Mbak Vika, salah satu pengurus KJog itu, entah menyadari atau tidak kalau dirinyalah yang membuat saya menjadi kompasianer.
Andai kata dahulu ia tak mengajak saya untuk gabung di KJog, bisa jadi sekarang saya bukanlah seorang kompasianer. Saya ingat betul. Saat diajak itu, saya belum tahu tentang Kompasiana. Otomatis belum punya akun, bahkan belum pernah baca-baca artikel yang ada di situ.
Itu sungguh ajakan yang berfaedah. Bermula dari sapaan basa-basi, tetapi ujungnya eksistensi saya sebagai kompasianer.
Iya, lho. Betulan basa-basi. 'Kan saat itu baru kenalan juga dengan Mbak Vika. Kenalannya pun karena sama-sama sebagai narablog yang menghadiri undangan sebuah acara.
Sungguh. Hidup memang serba tak terduga.
3 Kisah Manis sebagai Kompasianer
MENANG BLOG CHALLENGE
Bermula dari ajakan Mbak Vika, akhirnya saya bikin akun di Kompasiana dan mulai menulis. Walaupun sebelumnya saya sudah sering menulis, baik di blog pribadi maupun untuk keperluan dikirim ke media massa cetak dan penerbitan, tetap saja ada rasa minder di hati.
Entah mengapa tatkala itu saya merasa tulisan para kompasianer "seram-seram" sekali. Bikin grogi pokoknya. Sementara tipe tulisan saya cenderung remeh-temeh.