Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ustaz/Pendakwah Panutan Tak Bakalan Melukai Hati Siapa pun

8 April 2022   23:46 Diperbarui: 9 April 2022   00:25 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam semua bidang, orang yang menjadi panutan pastilah merupakan sosok keren. Kekerenan itu terutama terletak pada kemampuannya untuk menjaga segala tutur kata dan perilaku sehingga tidak sampai melukai hati siapa pun. Terlebih jika menjadi panutan dalam bidang keagamaan (menjadi ustaz/pendakwah).

***

Rumusan di atas paten. Tidak bisa diganggu gugat. Sungguh! Sama sekali bukan pendakwah panutan jika masih punya hobi senggol sama senggol sini dengan lisannya.

Yeah? Kalau perilakunya semacam itu, alih-alih menjadi panutan. Yang ada malah membangkitkan kepedihan di hati orang-orang yang telah disinggungnya. Justru berpotensi bikin gaduh.

Sementara seorang pendakwah adalah penyebar kedamaian. Bukan penyebar kegaduhan. Oleh karena itu, lisannya mesti lemah lembut kepada siapa saja.

Pendakwah tugasnya berdakwah. Mengajak umat untuk berbuat kebaikan. Mengingatkan umat agar senantiasa taat kepada semua perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Jadi, mana mungkin umat bersedia didakwahi kalau hati telah terlukai?

***

Saya yakin bahwa tiap pendakwah punya bekal ilmu keagamaan yang mumpuni. Menguasai pemahaman atas ayat-ayat-Nya SWT. Plus punya keberanian untuk menyampaikan ilmu dan pemahamannya itu. Tentu sembari mempraktikkan (mengamalkan) segala yang dipahami tersebut.

Akan tetapi, tak semua pendakwah layak dijadikan panutan. Apa alasannya? Sebab tidak tiap pendakwah mampu sepenuhnya mengamalkan (mempraktikkan) ilmu keagamaan yang dikuasai.

Tanpa perlu banyak penjelasan, pendakwah yang tak sanggup mengamalkan apa-apa yang didakwahkannya sendiri pastilah tak pantas dijadikan panutan. Berarti ia omdo. Omong doang tanpa memberi teladan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun