Kehidupan kian modern. Manusia kian banyak dan senantiasa bergerak memanfaatkan apa-apa yang tersedia di bumi. Akibatnya, bumi yang makin tua justru makin tak pernah "beristirahat".
Kiranya itulah yang mendorong sekelompok orang untuk mendeklarasikan adanya Hari Bebas Emisi. Hari spesial tersebut jatuh pada tanggal 21 September. Tujuannya memberikan waktu bagi bumi untuk "beristirahat" selama sehari dalam satu tahun.
Lagi-lagi di sini maknanya pun tak benar-benar cukup sehari itu saja bumi butuh rehatnya. Katakanlah, Hari Bebas Emisi adalah momentum pengingat bahwa di sepanjang waktu, sebaiknya bumi tidak selalu direcoki terus-menerus dengan polusi dan eksploitasi.
Cara Saya Berpartisipasi dalam Strategi NZE
Pada akhirnya saya bersyukur karena tak sengaja telah dibuat ngeri oleh acara bincang-bincang tentang Net-Zero Emissions di radio. Sebab berawal dari rasa ngeri itulah, saya kemudian mencari informasi lebih detil terkait isu tersebut. Ujung-ujungnya saya pun tergerak untuk ikut berpartisipasi mengurangi terjadinya emisi.
Setelah berpikir dan merenung, saya tersadarkan bahwa ternyata ada beberapa kebiasaan bernuansa strategi Net Zero Emissions yang selama ini telah saya praktikkan. Wow! Senanglah hati ini karenanya.Â
Berikut cara saya berpartisipasi untuk melakukan pengurangan emisi dalam kehidupan sehari-hari.
 - Mempergunakan Transportasi Umum
Bila bepergian jarak menengah dan jauh, saya mempergunakan ojek atau taksi daring, bus kota, kereta api, bus, atau menumpang kendaraan teman.
Sesungguhnya semua bermula dari trauma yang saya alami pasca kecelakaan sepeda motor beberapa tahun silam. Yang kemudian bikin takut mengendarai sepeda motor dan rela menyaksikan masa berlaku SIM C tercinta hangus. Hikmahnya, saya malah bisa total go green.
Kalau bepergian jarak dekat saya bersepeda onthel atau berjalan kaki. Kalau kebiasaan yang ini sih, bermula dari semangat pengiritan. Bukankah  dengan bersepeda atau berjalan kaki, kita tak butuh ongkos transportasi?