***
Perkara yang saya gelisahkan ini tampak receh. Sepintas lalu seperti terasa kurang penting. Bahkan, di antara pembaca sekalian mungkin ada yang berkomentar, "Halah. Ngapain perlu dibikin film segala. Tinggal dijelaskan dengan artikel. Beres." Â
Mestinya seperti itu memang sudah cukup. Terlebih sudah ada pula tulisan yang objektif. Akan tetapi, mengingat tulisan objektif tersebut sepi komentar, alangkah lebih baik kalau difilmkan.
Iya. Saya serius merindukan sebuah film yang bisa memberikan narasi kuat bahwa ketokohan Kartini dan Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan) bukanlah untuk diperbandingkan. Itulah sebabnya saya amat senang ketika salah satu kegiatan dalam rangka #HUTKOMiK adalah menulis tentang #filmperjuangan .Â
Jadi, saya berkesempatan menyampaikan unek-unek terkait narasi-narasi di seputar film sejarah mengenai Kartini dan Siti Walidah. Semoga tulisan singkat ini dapat memantik ide dan semangat para praktisi perfilman untuk segera menuntaskan kerinduan saya.
Salam. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H