Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Catatan Recehan dari Kegagalan Die Mannschaft di Euro 2020

3 Juli 2021   15:48 Diperbarui: 3 Juli 2021   16:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasilnya? Dengan dukungan penuh semua pihak plus takdir-Nya SWT, Gareth Southgate pun akhirnya bisa berteriak lega.

Saya tak mendebat opini teman tersebut meskipun sedikit tersinggung. Kejam dia. Masak jagoan saya dituduh curang? Namun, saya takut lelah karena berdebat kusir. Muehehehe ....

Anak ABG-nya yang sesenggukan menangisi kekalahan pasukan Joachim Loew pun ditertawakannya. Katanya, "Kamu ini Le (panggilan anak laki-laki dalam bahasa Jawa), kenal saja enggak. Ngapain kamu tangisi begitu?"

Wuaduh! Saya tersentil dengan perkataannya. Andai kata masih ABG, bisa jadi saya juga akan menangis seperti si bocah. Hmm. Agaknya teman saya lupa bahwa apa yang terjadi pada anaknya idem ditto dengan para penggemar BTS yang tempo hari antre BTS Meal McD. 

Yeah? Bagaimana, ya? Kebaperan saya dan tangisan anak teman saya memang bisa dipandang tak masuk akal. Alay. Namun masalahnya, bukankah perasaan acapkali tak masuk akal? Kata Agnes Monica, "Cinta ini kadang-kadang tak ada logika .... ."

Jadi, sejauh tak sampai membuat kisruh masyarakat ya biarkan saja. Tak usah diolok-olok. Itulah sebabnya saya cemas dengan perasaan anak teman saya. Semoga ia tak tersinggung dengan perkataan ibunya.

Segala perkataan teman saya itu, terutama yang ditujukan kepada anaknya, membuat saya tersadarkan bahwa "penting sekali" dalam hidup ini untuk menjaga lisan. Bahkan, dalam kondisi bercanda sekalipun. Bisa jadi tanpa bermaksud melukai, perkataan kita ternyata malah melukai. 

Amboi! Ini keren sekali, bukan? Kekalahan Die Manschaft ternyata bikin diri saya mampu bermawas diri begini. 

Hmm. Memang sesungguhnya, saya nonton sepakbola bukanlah an sich nonton permainannya. Bukan pula sekadar nonton para pemainnya. Lebih dari itu, saya punya kebiasaan mengambil pelajaran/hikmah dari tiap pertandingan. Tentu terkhusus pertandingan yang melibatkan timnas Jerman. 

Saya juga suka mengamati ekspresi pemain dan pelatih pasca pertandingan. Itulah sebabnya saya sangat kesal ketika televisi langsung menampilkan iklan, sesaat setelah peluit panjang berbunyi. Payah. Bagian paling humanis dari siaran langsung pertandingan kok malah dipotong.  

Maka tempo hari ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun