"Lho? Gimana, sih? Katanya UN Resmi Ditiadakan?" Adiba tiba-tiba mengajukan pertanyaan bernada protes.
Cerita sebelumnya bisa dibaca di [Cerita Corona 1] Mantan Pejuang UN 2020.
"Iya, kok. UN beneran ditiadakan. UN-nya, lho. UN. Ujian Nasional. Yang Ujian Nasional saja. Tidak termasuk US-nya. Jangan lupa. US itu Ujian Sekolah. Pak Jokowi kemarin tidak meniadakan US, lho. Hanya meniadakan UN."
Adiba, si mantan pejuang UN 2020 itu, terlihat serius menyimak penjelasan saya. Namun, entahlah. Cuma terlihat serius atau memang betul-betul serius. Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui dan dirinya sendiri yang tahu.
"Sudah paham maksudnya 'kan?" tanya saya memastikan.
Adiba mengangguk sembari nyengir kuda. Katanya kemudian, "Hehehe. Sudah. Sekarang sudah paham, kok. Semula kirain prank. Katanya ditiadakan, kok aku masih ujian minggu depan. Hehehe ...."
"Dasar kamu ini. Suuzon melulu. Maunya santuy seribu persen. Lagi pula, US yang praktik telah berlangsung. Minggu depan tinggal melanjutkan sisanya."
"Sisanyaaa. Ujian kok disisain sih, ya?" celoteh Adiba.
"Lanjutannya itu lho, Nak. Yang US tertulis."
"Iya, paham. Tapi aku enggak suka. Kenapa tak sekalian ditiadakan? Jadi, selain menjadi angkatan pertama tanpa UN, aku akan menjadi angkatan pertama tanpa US. Hahaha!"
"Dasaaar."
Demikianlah adanya. Ternyata si bocah mantan pejuang UN sempat sedikit salah paham. Hanya UN (Ujian Nasional) yang ditiadakan. Sementara US (Ujian Sekolah)-nya tetap ada.Â
Akan tetapi sebab pandemi, sistemnya diubah. Mulanya peserta didik datang ke sekolah. Karena corona, US pun dilakukan secara daring. Dari tempat tinggal masing-masing.Â
Beruntung jika peserta didik memiliki laptop atau komputer. Mengerjakan ujiannya dapat lebih nyaman daripada pakai HP. Â Lebih lebar layarnya sehingga lebih jelas terbaca tulisannya. Enak di pandangan mata sehingga enak pula dalam mengerjakan soal-soalnya.
Berhubung laptop kami tatkala itu sedang rusak, sedangkan saya tetap ingin memberikan dukungan maksimal kepada anak, saya pun sowan Pak RT sebelum hari H.Â
Mau minta uang bansos untuk beli laptop baru? Enggak, dong. Ngelunjak amat. Saya 'kan cuma hendak minjam laptop selama tiga hari nonstop. Setahu saya, beliau punya dua. Alhamdulillah misi saya itu sukses.
Hmm. Kalau minjam tiga hari saja dibolehkan tanpa syarat, mengapa mesti minta bansos demi beli laptop? Hehehe ....
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H