Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Berawal dari Hobi Hingga Kini Jadi Profesi

29 April 2021   11:26 Diperbarui: 1 Mei 2021   22:59 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasannya sederhana, sejak SD kemampuan menjahit saya, baik jahit tangan maupun jahit mesin, sama sekali tak menunjukkan adanya peningkatan.

Bahkan beberapa minggu sebelum percakapan tersebut, saya berkolaborasi dengan almarhum Bagus dalam hal mengerjakan PR mapel Sejarah dan mapel PKK. 

Mapel Sejarah ada PR bikin resume sekian lembar dan wajib ditulis tangan. Mapel PKK disuruh bikin celemek masak, yang berarti ada proses bikin pola dan menjahit pakai mesin.

Bikin resume dengan tulisan tangan nan rapi tak jadi beban buat saya. Namun, tugas mapel PKK jelas membuat depresi. Hal sebaliknya terjadi pada Bagus. Jadi, memang tepatlah kalau kami berkolaborasi.

Tentu saja dengan fakta seperti itu, sungguh konyol jika saya memilih untuk menguasai keterampilan menjahit, pilihan yang realistis ya menulis. 

Toh minimal saya sudah punya modal, yaitu hobi membaca dan aktif mengisi mading sekolah. Bukankah siap menjadi penulis berarti sebelumnya telah menjadi pembaca yang baik?

Konsekuensi Sebuah Pilihan 

Tentu ada konsekuensi dari tiap pilihan yang kita ambil. Demikian pula halnya dengan pilihan saya untuk bisa menulis dan nekad berkolaborasi dengan Bagus. Hmm. Itu memang kolaborasi nekad sebab berujung ketahuan.

Bagaimana tidak ketahuan, kalau saat membuatkan tugas resume Bagus, saya tetap menuliskannya dengan gaya tulisan khas saya, sementara tulisan tangan Bagus jauh lebih jelek dan cara berbahasanya jelas berbeda dari saya.

Adapun nasib si celemek sami mawon. Susah dipercaya kalau celemek yang jahitannya super rapi yang saya kumpulkan ke guru merupakan hasil karya saya.

Alhasil, kami mesti ikhlas diberi sanksi. Mau gimana lagi, faktanya kami curang terstruktur, kok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun