Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Pilkada dan Pilkadawisku

11 Maret 2017   14:33 Diperbarui: 11 Maret 2017   14:38 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kenyataan kerap kali tak seindah harapan ‘kan? Ternyata para anggota dasawisma menolak suksesi. Mereka ramai-ramai mengatakan bahwa kepemimpinan lama sudah bagus. Maka tak perlu diganti-ganti. Padahal sesungguhnya, mereka menolak suksesi sebab takut terpilih (baca: terpaksa) menjadi ketua-sekretaris-bendaharabaru. Dengan demikian, incumbent kembali menjabat. Apa yang terjadi dua tahun berikutnya? Ternyata sama saja. Sejarah berulang. Incumbent lagi-lagi dipaksa untuk melanjutkan kepemimpinan. Alhasil, sudah lebih dari tujuh tahun saya menjabat sebagai sekretaris dasawisma.    

Aha! Saya jadi berpikir. Andaikata ada honor lumayan untuk ketua-sekretaris-bendahara dasawisma, apakah bisa selama itu saya—beserta ketua dan bendahara—bertahan menjadi jajaran elite pemimpin dasawisma? Andaikata posisi sebagai pemimpin tertinggi dasawisma adalah batu loncatan untuk menjadi PNS, apakah saya tetap diangkat menjadi sekretaris? Sedangkan KTP saya bukanlah KTP setempat ....  #SayaBertanya    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun