Mohon tunggu...
agustina indriani
agustina indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama Agustina indriani panggilan Indri hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Agama para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW?

13 Desember 2022   11:00 Diperbarui: 13 Desember 2022   12:20 2734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA : AGUSTINA INDRIANI

NIM : 220304289

KELAS : MGT 5 REG A

Apakah anda tau sebelum nabi Muhammad ada para nabi menganut agama apa?

Mari kita bahas agama apa yang dianut para nabi sebelum adanya nabi Muhammad

Sebelum kita bahas agama para nabi ,Apakah kamu tau Sebelum kedatangan Islam, orang Jawa mempraktikkan / menganut agama Buddha dan Hindu. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, kepercayaan masyarakat pada saat itu adalah meyakini adanya Dewa dewa.

Tetapi Orang Arab sesungguhnya telah mengenal Allah SWT jauh sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW. Pertanyaan seperti yang anda sampaikan sebenarnya agak kurang tepat. Sebab Al-Quran sendiri yang menegaskan bahwa musyrikin Arab itu kenal betul bahwa tuhan mereka adalah Allah SWT. Dalam salah satu ayat Al-Quran digambarkan bagaimana pengakuan orang Arab jahiyah terhadap keberadaan Allah SWT.

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab, "Allah." Katakanlah, "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah, "Cukuplah Allah bagiku." Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri. (QS Az-Zumar: 38)

Tetapi Al-Qur'an menjelaskan bahwa agama para Nabi dan Rasul adalah tauhid keyakinan dan rasa takut kepada Allah SWT. Artinya, agama yang tidak menyembah Allah SWT bukanlah agama yang disampaikan oleh Nabi dan Rasul. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al Muminun ayat 52 dan tafsirnya.

Terjemahan

Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku."

Allah melanjutkan firman-Nya kepada para rasul, "Dan sungguh, agama tauhid yaitu Islam, inilah agama kamu, agama yang satu; dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku dengan melaksanakan perintah-Ku dan menjauhi larangan-Ku.

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa agama para rasul, yaitu agama tauhid yang hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa tanpa pendampingnya. Tidak ada rasul yang menyimpang dari prinsip ini. Jika dalam suatu agama terdapat penyimpangan sekecil apapun dari prinsip ini, maka agama tersebut bukanlah agama yang dibawa oleh para rasul, artinya agama tersebut telah diubah oleh pengikutnya dan tidak asli lagi. Tidak mungkin Allah SWT memilih dan mengangkat seorang Rasul dengan membawa kebenaran dan agama yang murni yang bertentangan dengan keesaan-Nya. Meskipun hukum dan peraturan Islam yang dibawa oleh para nabi dan rasul berbeda-beda menurut kapan dan di mana mereka diutus, tidak ada perbedaan sedikit pun di antara mereka atas dasar tauhid.

Oleh sebab itu Allah SWT menegaskan lagi dalam ayat ini bahwa Dia adalah Tuhan Semesta Alam, hendaknya semua manusia menyembah dan bertakwa hanya kepada-Nya dan sekali-kali jangan menyekutukan-Nya dengan siapapun dan sesuatu apapun.

 Rasulullah SAW bersabda:

"Para nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yaitu agama Islam, dan ibu-ibu (syariat-syariat) mereka berbeda-beda." (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan Dawud)

Dan nabi-nabi hanya beragama satu, yaitu Islam. Tapi syariatnya saja yang beda-beda. Meski beda pun, pada asalnya seluruhan nabi dan rasul izma' menyuru untuk menyembah hanya kepada tuhan saja yang satu, yaitu Allah subhanahu wa ta'ala.

Tetapi jika ditanya nabi Muhammad SAW sebelum beliau diutus menjadi nabi beliau bersyariat kepada siapa?, maka beliau menjalankan syariatnya nabi Ibrahim Allaihissalam.

Orang-orang Mekkah kan pada masa jahilliyah melakukan haji dan tawaf di kakbah, hal yang menjadi syariatnya nabi Ibrahim Allaihissalam. Namun, tawaf di kakbah oleh masyarakat Mekkah pada masa itu sudah di ubah-ubah dengan menempatkan berhala, bertepuk tangan, bertelanjang dan menjentikkan jari.

Berbeda dengan Rasulullah dan Abu bakr radhiyallahuanhu, mereka tetap bertauhid kepada Allah namun tidak dengan ikut-ikutan orang-orang jahilliyah waktu itu. Mereka tetap menjalankan syariat nabi Ibrahim Allaihissalam secara murni dengan tidak di tambah inovasi-inovasi dalam agama.

Ini sama kondisinya seperti yang terjadi saat ini di Indonesia. Saat ini syariat agama Islam mulai banyak mengalami perubahan. Syariat-syariat yang sejatinya tidak di syariatkan, tapi sejumlah tradisionalis, liberalis, Quranis dan Sufi ekstrim keukeuh melakukan. Alhasil terbentuklah upacara-upacara "layaknya" bernafaskan keislaman tapi Sejatinya malah menyesatkan. Sunnah mereka tinggalkan, tapi Bid'ah mereka kerjakan layaknya kewajiban.

Dan di antara mereka orang-orang Indonesia, ada pula orang-orang yang berupaya untuk memurnikan ibadah mereka kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Mengerjakan yang sunnah dan meninggalkan yang Bid'ah dan kesyirikan, takhayul khurafat, sebagaimana rasul mereka mencontohkannya, sebagaimana Muhammad bin Abdullah dan Abdullah bin Abu Quhafah memurnikan ajaran Ibrahim Allaihissalam di tengah-tengah umatnya yang berbuat kesyirikan di Mekkah.

Telah kita ketahui agama Islam lahir di masa Nabi Muhammad SAW. Namun, pada masa sebelum nabi pun sudah dikenal Islam, hanya bukanlah berbentuk sebagai agama. Lalu, apa kamu tau bedanya ajaran agama Islam dalam agama-agama terdahulu dengan agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi terakhir Muhammad SAW?

Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong," (QS. Al-Hajj: 77-78).

Ayat al-Quran di atas jelas menunjukkan bahwa keimanan berkaitan dengan ibadah. Ibadah berkaitan dengan perbuatan kebajikan. Perbuatan kebajikan mengharuskan perjuangan di jalan Allah yang telah memilih keimanan bagi orang-orang yang beriman.

Beberapa Orang bertanggapan bahwa sesungguhnya nabi yang pertama kali membawa ajaran agama Islam adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sedangkan para nabi-nabi terdahulu, menurut mereka, membawa agama yang berbeda-beda. Mereka beranggapan \, Nabi Ibrahim 'alaihissalam beragama tauhid, tidak beragama Islam, dan Allah menurunkan kepada Nabi Musa dan Isa 'alaihimassalam agama Yahudi dan Nashrani, bukan agama Islam. Sesungguhnya Anggapan seperti ini tentu sangat tidak benar kenapa? karena tidak sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits yang menjelaskan bahwa Islam adalah agama semua nabi dan rasul.

Sesungguhnya Allah ta'ala menegaskan dalam Al-Qur'an:

( : )

Maknanya: "Sesungguhnya satu-satunya agama yang diridlai oleh Allah hanyalah Islam" (QS Ali 'Imran: 19).

Dalam ayat lain, Allah ta'ala berfirman:

( : )

Maknanya: "Dan barang siapa mencari selain agama Islam untuk ia peluk, maka sekali-kali tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi" (QS Ali 'Imran: 85).

Sungguh sangat tidak logis bukan, jika Allah ta'ala telah menurunkan banyak agama yang berbeda-beda kepada para nabi dan rasul, kemudian yang diterima hanya agama Islam.

Jadi sesugguhnya agama para nabi adalah ISLAM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun